Sabtu, 11 Agustus 2012

Ambisi

Apa itu arti ambisi? Samakah dengan khayalan? Atau angan-angan? Menurutku ambisi adalah jalan yang bagus untuk sukses, jadi dengan memiliki sebuah ambisi maka satu langkah udsh menuju pads keberhasilan. Setiap orang yang ingin sukses harus punya ambisi bukan khayalan dan keinginsan...dengan ambisi seseorang akan menjadi giat untuk meraihnya, smbisi bisa berbentuk ambisi yang baik atau bahkan ambisi yang tidak baik, namun yang perlu dicermati disini adalah ambisi merupakan jalan untuk meraih kemenangan atau kesuksesan...semoga anda juga punya ambisi....dan saya adalah orang ambisius......

Jumat, 29 Juli 2011

Bebek Peking

Peluang bisnis bebek peking mulai banyak dilirik orang sebagai alternatif pemenuhan permintaan daging unggas di pasar. masa panen yang relatif cepat membuat budidaya bebek peking menjadi incaran banyak peternak. Dilain sisi pasokan bebek peking masih dikuasai oleh pemilik modal besar. Sesungguhnya bisnis budidaya bebek peking ini bisa dilakukan oleh kelompok usaha kecil ataupun usaha perorangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Yang terpenting adalah mengetahui pola budidaya bebek peking dengan baik.

Model Budidaya Bebek Peking
Budidaya bebek peking dapat dilakukan dalam beberapa model pemeliharaan. Model pemeliharaan bebek peking yang lazim dilakukan antara lain dengan sistim ekstensif, semi intensif dan pemeliharaan intensif.
Budidaya bebek peking dengan cara pemeliharaan ekstensif merupakan cara tradisional dimana bebek dipelihara dengan cara digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya didaerah-daerah pesawahan yang baru panen.

Pemeliharaan dengan system Semi Intesif, dimana ternak-ternak yang dipelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami.

Sedangkan Pemeliharaan yang Intensif, ternak-ternak peliharaan selalu ditempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan.

Cara budidaya bebek peking dengan sistem pemeliharaan intensif lebih sesuai dan memberikan peluang keuntunga yang lebih besar. Dengan budidaya bebek peking intensif dalam masa pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai diatas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan Itik sudah siap dijual sebagai Itik Pedaging, dengan kualitas daging yang prima.

Budidaya Bebek Peking Untuk Penggemukan
Untuk Pemeliharaan Itik Peking/Peking Duck dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari Itik berumur 1 (satu) hari sampai Itik Peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan Itik Peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan., kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari.

Pada umumnya Itik-Itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah Itik Peking yang jantan, tetapi yang betinanyapun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat. Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara Itik Peking/Peking Duck dengan Ayam Ras Pedaging akan lebih unggul Itik Peking, dimana untuk Itik Peking dengan waktu Pemeliharaan sekitar 53 –55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk Ayam Ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 – 1,5 kg,sehingga apabila kita bandingkan dengan waktu
yang sama maka akan diperoleh berat daging Itik Peking melebihi berat dari pada Ayam Ras Pedaging. (Galeriukm).

Jumat, 11 Februari 2011

Rekayasa Kurikulum

Rekayasa kurikulum adalah semua proses dan kegiatan yang diperlukan untuk memelihara dan menyempurnakan sistem kurikulum yang mencakup kepemimpinan oleh orang-orang yang menduduki jabatan seperti pengawas sekolah, kepala sekolah dan pengembang kurikulum (yang dikenal sebagai otorita yang berwenang mengambil keputusan dan menetapkan tindakan-tindakan operasional.
Sistem kurikulum merupakan suatu sistem pengambilan keputusan dan tindakan untuk memfungsikan kurikulum dalam persekolahan. Fungsi utama sistem kurikulum adalah :(a). mengembangkan kurikulum(b). menerapkan kurikulum dan (c). menilai efektivitas kurikulum dan sistem kurikulum. Dengan demikian istilah rekayasa kurikulum diapakai untuk menggambarkan proses dinamik sistem kurikulum dan sistem persekolahan
Tujuan umum sistem kurikulum dari berbagai dari berbagai sistem persekolahan adalah memberikan kerangka kerja untuk menentukan apa yang harus diajarkan disekolah dan untuk memanfaatkan kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh pemerintah sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pembelajaran. Setiap sekolah dan/ atau dinas pendidikan membuat perencanaan untuk proses pembelajaran, melaksanakan rencana tersebut dan menilai hasilnya. Keberadaan suatu sistem kurikulum ditandai adanya pengorganisasian kewenangan yang jelas dan dijalankan secara tertib.
Bennie dan Newstead (1999) menegaskan bahwa setiap perubahan selalu menemui kendala dalam implementasinya. Terkait dengan perubahan kebijakan kurikulum, beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kendala mencakup antara lain waktu, harapan-harapan dari pihak orangtua, kelangkaan bahan pembelajaran termasuk bukubuku pelajaran pada saat implementasi kurikulum yang baru, kekurangjelasan konsep kurikulum yang baru, dan guru-guru kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan dikaitkan dengan kurikulum baru tersebut. Sedangkan Nolder (1990) dan Snyder dkk. (1992) menyatakan bahwa kendala lain menyangkut kemungkinan beban mengajar yang bertambah, peran guru yang berubah sebagai fasilitator, dan sistem pelaporan.
Suatu studi menunjukkan bahwa umumnya hambatan yang ditemui dalam implementasi suatu kurikulum adalah kurangnya kompetensi guru-guru. Seringkali terjadi bahwa implementasi suatu kurikulum baru tidak diikuti dengan pertimbangan kemampuan guru dan tindakan bagaimana meningkatkan kemampuan guru-guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dimaksud (Hargreaves, 1995). Hal ini didukung oleh Fennema dan Franke (1992) yang menyatakan bahwa kemampuan baik secara keterampilan dan pengetahuan seorang guru akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas dan menentukan sejauh mana kurikulum dapat diterapkan.
Studi lain yang dilakukan oleh Taylor dan Vinjevold (1999) mengungkapkan bahwa kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh rendahnya pengetahuan konseptual guru, kurang penguasaan terhadap topik yang diajarkan, dan kesalahan interpretasi dari apa yang tertulis dalam dokumen kurikulum.
Menurut Middleton (1999), berhasil tidaknya implementasi kurikulum yang diperbaharui cenderung ditentukan oleh persepsi atau keyakinan yang dimiliki oleh guru. Perubahan kurikulum berkait dengan perubahan paradigma pembelajaran. Perubahan paradigma baik langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak bagi para guru di mana mereka perlu melakukan penyesuaian. Sangat mungkin penyesuaian yang dilakukan akan memberikan ketidaknyamanan lingkungan pembelajaran bagi guru yang bersangkutan. Beberapa kasus menunjukkan bahwa para guru akan bersikap mendukung implementasi dimaksud apabila mereka memahami kurikulum baru tersebut secara rasional dan praktikal.
Sementara itu menurut Hamalik (2008) ,Rekayasa kurikulum adalah proses penciptaan kurikulum yang dilakukan dalam situasi yang nyata di sekolah yang melibatkan berbagai organisasi yang menuntut keterampilan para partisipan dan berbagai komponen agar dapat menghasilkan kurikulum yang diinginkan. Rekayasa kurikulum berlangsung melalui tiga proses, yakni : konstruksi kurikulum, pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum. Kontruksi kurikulum adalah proses pembuatan keputusan yang menentukan hakikat dan rancangan kurikulum. Pengembangan kurikulum adalah prosedur pelaksanaan pembuatan konstruksi kurikulum, dan implementasi kurikulum adalah proses pelaksanaan kurikulum yang dihasilkan oleh konstruksi dan pengembangan kurikulum.
Berdasarkan berbagai teori tersebut, dapat dikatakan bahwa pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan berani menghadapi, mampu memecahkan, dan berhasil mengatasi masalah kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting, ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja.
Proses konstruksi kurikulum pada umumnya mendapat perhatian yang luas dalam pembahasannya, karena menjadi landasan dalam pembuatan keputusan. Dalam proses pengembangan kurikulum mencakup dua hal pokok, yaitu : 1. Fondasi atau landasan pengembangan kurikulum dan 2. Komponen-komponen kurikulum. Pembahasan tentang pengembangan kurikulum dititikberatkan pada dinamika pengembangan kurikulum, dan ketika itu lebih banyak berbicara tentang berbagai model pengembangan kurikulum dalam berbagai model dan versi, sesuai dengan kepakaran yang bersangkutan. Sementara itu implementasi lebih banyak memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dan perubahan kurikulum.


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Uandang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut : (1). Pengembangan kurikulum mengacu pada SNP untuk mewujudkan pendidikan Nasional, (2). Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan , potensi adaerah dan peserta didik.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP juga merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan melibatkan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajara mengajar disekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya , sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap pada kebutuhan setempat
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) adalah bagian dari strategi Pemerintah dalam desentralisasi pendidikan bertujuan memperkuat kehidupan berdemokrasi melalui desentralisasi kekuasaan, sumber daya dan dana ke masyarakat tingkat sekolah. Bersama partisipasi aktif masyarakat dalam bidang pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) akan membantu sekolah dalam merencanakan manajemen sekolah, kebutuhan belajar siswa dan membuat keputusan pada masalah-masalah yang langsung berakibat pada pengelolaan sekolah dan belajar siswa. Dengan cara ini diharapkan MBS dapat meningkatkan demokratisasi pengeloaan sekolah, transparansi perencanaan, akuntabilitas pelaporan proses belajar-mengajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan pada umumnya
Manajemen berbasis sekolah pada intinya adalah memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitas secara terus menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan MBS adalah untuk mewujudkan kemerdekaan pemerintah daerah dalam mengelola pendidikan. Dengan demikian peran pemerintah pusat akan berkurang. Sekolah diberi hak otonom untuk menentukan nasibnya sendiri. Paling tidak ada tiga tujuan dilaksanakannya MBS peningkatan efesiensi, peningkatan mutu, peningkatan pemerataan pendidikan. Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan kepada kepala sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.

PEMBAHASAN
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sebagaimana kita ketahui, Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan dipandang sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan keuntungan jangka panjang pula. Sebagai investasi jangka panjang pendidikan harus dirancang sedemikian rupa mengikuti berbagai perkembangan lingkungan. Bila pendidikan tidak dirancang sedemikian rupa maka akan menimbulkan tingkat kerugian pada jangka panjang pula
Dalam kaitan itulah Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan perlunya disusun standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan tersebut, pada Pasal 1 ayat (17) didefinisikan : ” kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Standar nasional pendidikan, dalamPasal 35, ayat (1) terdiri atas: ” standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.”
Dua dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi penyusunan KTSP. Pengembangan KTSP yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Bila KTSP mengacu kepada SI dan SKL, maka sudah seharusnya ada evaluasi secara nasional. Sebab bila evaluasi secara nasional tidak ada maka kita tidak akan pernah tahu apakah SI dan SKL itu sudah tercapai atau belum. Hal inilah yang ditegaskan UU Sisdiknas Pasal 57 ayat (1) : Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu KTSP memerlukan UN dan sebaliknya UN memerlukan KTSP. KTSP tanpa UN akan mengawetkan ketidakadilan. Sebab akan terus terjadi perbedaan berkepanjangan, baik in-put, proses, maupun out-pun pendidikan pada setiap sekolah/madarasah. Kurikulum yang berbeda-beda ini memang sangat dibutuhkan oleh kondisi infra struktur pendidikan kita yang sangat beragam tersebut.
Sebaliknya UN memerlukan KTSP. UN yang mempergunakan standar minimal kelulusan memberikan judgment terhadap pelaksanaan KTSP. Objek yang dituju adalah sekolah/madrasah yang masih serba kekuranagan tersebut. Sedangkan sekolah/madrasah yang sudah maju dianjurkan untuk mempergunakan kriteria kelulusan lebih tinggi dari satandar kelulusan UN. Peraturan Mendiknas No 1/2007 tentang Perubahan Peraturan Mendiknas No 45/2006 tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2006-2007, Pasa 18 ayat (2), menegaskan: “Pemerintah Daerah dan satuan pendidikan dapat menetapkan batas kelulusan di atas nilai sebagaimana dimaksudpada ayat (1).” Apa gunanya perlakukan seperti itu? Agar kita mengetahui potret kelemahan sesungguhnya dari sekolah/madrasah yang serba kekurangan tadi. Sedangkan sekolah/madrasah yang sudah serba lengkap dan serba mencukupi infrastrukturnya biarlah terus berkembang menjangkau mutu tertingginya. Di sinilah diperlukan aspek pemetaan dari UN. Berdasarkan standar kelulusan akan muncul pemetaan yang dengan itu pembinaan dan pemberian bantuan kepada sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu, dapat dilakukan. Sebab yang selama ini terjadi kebijakan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan agak kurang adil. Sekolah/madrasah yang sudah maju dan serba lengkap peralatannya mendapat bantuan banyak, sebaliknya sekolah/madrasah serba kekurangan mendapat bantuan sangat kecil.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga mengatur tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pada Pasal 51 menjamin bahwa pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Kemudian Rencana Strategis Depdikas Tahun 2005 – 2009, bagian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, dalam sub bagian Peningkatan Governance, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik, dinyatakan bahwa pengembangan kapasitas dilaksanakan dalam rangka penerapan Manajemen Berbasis Sekolah.
Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dikembangkan dari hasil penelitian tentang sekolah efektif. Konsepnya berupa desentralisasi manajemen sumber-sumber daya ke tingkat sekolah: pengetahuan, teknologi, kewenangan (power), bahan, orang, waktu, dan keuangan. Desentralisasi ini bersifat administratif: keputusan yang dibuat di tingkat sekolah harus dalam kerangka kebijakan nasional. Dengan demikian, sekolah masih harus akuntabel kepada Pemerintah atau pemerintah daerah, tidak hanya kepada masyarakat dan pememangku kepentingan lainnya dalam pendidikan. Secara garis besar, MBS adalah upaya (i) mendelegasikan organisasi, manajemen dan tata kelola (governance) sekolah; (ii) memberdayakan orang yang paling dekat dengan siswa di kelas, yaitu guru, orangtua dan kepala sekolah; (iii) menciptakan peran dan tanggung jawab baru bagi seluruh orang yang terlibat dalam MBS; dan (iv) mentransformaskan proses belajar-mengajar yang terjadi di sekolah (Hallinger, Murphy, & Hausman, 1992).
Dalam manajemen sekolah, kepala sekolah dan stafnya (para guru dan pegawai administrasi sekolah) didorong untuk berinovasi dan berimprovisasi dari dalam diri sekolah, yang kemudian akan menumbuhkan daya kreativitas dan prakarsa sekolah, dan membuat sekolah sebagai pusat perubahan. Pengambilan keputusan melibatkan warga sekolah, sesuai dengan relevansi, keahlian, yurisdiksi, dan kompatibilitas keputusan dengan kepentingan partisipan. Dengan cara ini, pengetahuan, informasi dan keahlian terbagi di antara kepala sekolah, guru dan warga sekolah lain terutama komite sekolah.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
PP Nomor 19/2005 Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 ayat 1 mengamanatkan tiga jenis penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik. Salah satunya, penilaian hasil belajar yang harus dilakukan oleh pemerintah.Pada pasal 66 bentuk penilaian yang dilakukan pemerintah tersebut dilakukan dalam bentuk ujian nasional untuk mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi. Dalam pelaksanaannya selama ini, mata pelajaran yang diujikan oleh pemerintah ada tiga yaitu Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Pemerintah menugasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan bekerjasama dengan instansi terkait di lingkungan pemerintah pusat, daerah, dan satuan pendidikan untuk menyelenggarakan ujian nasional tersebut.
Di lain pihak, pada tahun ajaran 2006-2007 pemerintah menerbitkan Peraturan pemerintah Nomor 22, 23, dan 24 tentang pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Maka, perlu mendapat perhatian dan apresiasi dari seluruh masyarakat, khususnya kalangan pendidikan bahwa UN tahun ajaran 2006-2007 merupakan ujian yang diselenggarakan pertama kali dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP), khususnya untuk sekolah-sekolah yang secara serempak menggunakan kurikulum kreasi satuan pendidikan (KTSP ) dari kelas 7 sampai 9 dan kelas 10 sampai 12.
Pemahaman yang dapat dibangun dari rumusan panduan di atas adalah, antara standar isi dan standar kelulusan jelas memiliki korelasi, bahwa standar isi memberikan arahan bagi pengembangan silabus di tingkat sekolah yang selanjutnya diharapkan dapat mencapai standar kompetensi lulusan. Persoalannya adalah, apakah antara pengembangan silabus dan standar kompetensi lulusan juga masih memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi. Sebab, bukankah dengan menyerahkan kewenangan kepada sekolah untuk mengembangkan silabusnya sendiri merupakan sebuah mekanisme yang justru

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dan No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengatur tentang stándar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya disebut standar isi, mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi lulusan minimal minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Sementara itu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 mengatur Standar kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. SKL meliputi stándar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran dan stándar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi dasar.
Dari Peraturan Menteri diatas yaitu Peraturan Mendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan dan UU No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan/SKL) menginisiasi kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP di Indonesia. Tetapi pada kenyataanya alih-alih mereformasi KTSP, sekadar kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di mana pedoman dan alat ukur keberhasilannya tetap sentralistik. Berarti, secara substansial nuansa reformasi kurikulum tidak mampu memaknai otonomi pendidikan yang sebenarnya, Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pendidikan keguruan di Indoensia ini tidak pernah menyiapkan guru dan sekolah menjadi pengembang kurikulum. Sementara dalam KTSP, guru harus mampu menafsirkan standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi indikator dan materi pembelajaran, sekaligus menentukan sendiri metodologi didaktisnya agar tercipta harmonisasi pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan diharuskan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Walaupun dikembangkan sendiri oleh masing-masing sekolah sesuai dengan karakteristik, dan kebutuhan sekolah namun harus mengacu pada standar isi yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Menurut Panduan penyusunan KTSP, Standar Isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.


KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan simpulan sebagia berikut :
1. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP juga merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan melibatkan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajara mengajar disekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya , sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap pada kebutuhan setempat
2. Manajemen berbasis sekolah memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitas secara terus menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan diharuskan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Walaupun dikembangkan sendiri oleh masing-masing sekolah sesuai dengan karakteristik, dan kebutuhan sekolah namun harus mengacu pada standar isi yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
4. Konsep peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah muncul dalam kerangka pendekatan manajemen berbasis sekolah. Pada hakekatnya MBS akan membawa kemajuan dalam dua area yang saling tergantung, yaitu, pertama, kemajuan program pendidikan dan pelayanan kepada siswa-orang tua, siswa dan masyarakat. Kedua, kualitas lingkungan kerja untuk semua anggota organisasi.

Rabu, 10 Juni 2009

Kenangan itu Indah

Heran sekali, kenapa aku rindu pada tempat itu, padahal aku telah berkeliling keberbagai kab/kota di Jabar. Tapi tempat ini membuat aku kangen. Aku punya kenangan diakhir pertemuan aku bisa deket dengan beberapa sahabat dan moga bukan karena nilai tapi ketulusan kita bersilaturahmi dan mungkin itu yang membuat aku terkenang. Biasanya kedekatan kami ditempat lain dihubungkan dengan nilai akhir, tapi saat ini aku merasa kebersamaan diakhir pertemuan tidak ada hubungan dengan itu, tapi ada hub dengan yang lain kaleee....ah kita bersahabat kawan moga kita panjangkan tali silutarhim....nice to meet u...Mrs.Yulia, Mrs. Tina and Mrs. Chaerunisa tahanks all of you

Selasa, 26 Mei 2009

Jakat dan Pajak

Telah lama sekalai merenungi antara Zakat dan Pajak, selama ini aku tidak mengeluarkan zakat terutama zakat penghasilan, tapi aku rajin bayar pajak penghasilan. Namun apakah ini udah benar ?? kadang aku sedih kenapa uangku selalu habis berapapun penghasilanku selalu habis dan bahkan kurang dan itu tidak dibelikan apa-apa, kadang aneh sendiri masa sehari bisa habis 4 juta ??? ketika tersadar mungkin aku tidak pernah zakat, namun kalau bayar zakat apakah gak usah pajak ?? atau harus dua-duanya ? yah negara yang aneh padahal meningan zakat aja kayaknya....

Jumat, 22 Mei 2009

Meraih prestasi dengan paksaan

Banyak orang mengejar prestasi dengan karena terpaksa, salah satunya adalah Pegawai Negeri. PNS untuk naik golongan maka dia harus berprestasi, jadi segala cara dilakukan padahal intinya hanya memaksa diri.Salah satu contoh adalah dengan adanya program pemerintah yaitu sertifikasi guru yang mengharuskan semua guru yang disertifikasi harus S 1, maka guru-guru berbondong2 untuk melanjtkan kuliah ntah itu hanya terdaftar aja ataupun yang serius kuliah....yah begitulah indonesia

Jumat, 15 Mei 2009

Polemik SBY-BUDIONO

Kemenangan Partai Demokrat paling menentukan adalah figur dari perseorangan yaitu SBY, Politisi partai demokrat boleh dikatakan masih baru dan bahkan konsep yang dipegangnya pun masih kelihat ortodok, dan mengikut apa yang dikatakan oleh seorang figur yaitu SBY. Politisi yang ada di lingkungan Demokrat boleh dikatakan karbitan jika dibandingkan dengan Golkar. Namun walau demikian figur SBY memberikan angin bagi Demokrat untuk bisa terus memperbaiki citra partai dengan melakukan proses pengkaderan. Akibatnya pada saat pemilihan ALEG maka Demokrat bisa melesat menduduki peringkat pertama.
Sekarang saatnya memilih figur perseorangan yaitu pemilihan presiden, SBY memang bisa dikatakan menang diatas angin, karena selain figur pribadi yang cukup baik juga kedudukan saat ini sebagai Presiden, namun langkah yang diambil SBY menggandeng BUDIONO sungguh sangat megejutkan semua kalangan, karena ini akan menjatuhkan daya tawar SBY, SBY_BUDIONO mempunyai karakter yang sama dan halluan yang sama sehingga orang yang bisa memandang kinerja bukan karena figur tentu akan berpikir dua kali, mau dikemanakan bangsa ini, SBY merupakan orang yang terlalu lama dalam menentukan sasaran tembak sehingga keputusannya sangat lambat, begitu juga BUDIONO terlalu takut untuk mengambil keputusan dan lebih cenderung bersembunyi dibalik kekuasaan atasan, bidang ekonomi juga akan melemahkan posisi masyarakat sehingga haluan yang akan diambil keduanya adalah libelarism dan tentunya akan mengorbankan rakyat. Memang SBY sedikit demi sedikit menerapkan konsep SUHARTO gak mau pusing dengan prinsif bahwa bawahan hars tunduk dan patuh padanya....Selamat pak SBY hati-hati saat ini bangsa Indonesia udah pinter.

Kamis, 14 Mei 2009

Cerita Orang

Wanita Cantik Terjatuh Dari Lantai 50

Seorang wanita cantik dan sexy terjatuh dari lantai 50 sebuah gedung megah. Untunglah di lantai 40, ada seorang Pria Amerika menangkapnya.

Wanita : "Terima kasih anda telah menolong saya...."
Pria Amerika : "Sama-sama, tapi Anda harus membalas budi"
Wanita : "Bagaimana caranya ?"
Pria Amerika : "Tidurlah denganku....."
Wanita : "Bajingan kau, TIDAK MAU !!!"
Pria Amerika : "Ya sudah kalau nggak mau..."
Pria Amerika kemudian melepaskannya dan wanita itu kembali terjatuh....

Akhirnya dia memutuskan kalau ada lagi pria yang menangkapnya, ia mau diajak tidur bareng. Daripada mati, pikirnya.

Akhirnya di lantai 20, seorang Pria Arab menangkapnya. Buru-buru wanita itu berkata :

Wanita : "Terima kasih anda telah menolong saya. Sebagai balas jasa, Anda boleh tidur dengan saya..."
Pria Arab : " Astaghfirullah !!!!!"
Akhirnya si pria Arab menjatuhkannya lagi

Usaha dengan kepercayaan (sebuah Pengalaman)

Banyak orang bilang faktor utama usaha adalah modal, benarkah demikian ???. Pada dasarnya modal memang diperlukan tapi tidak menjadi persyaratan utama kita untuk usaha. Justru disinilah seni usaha dan wirausaha, yang paling penting adalah adanya kepercayaan dari pihak lain. Contoh usaha ini adalah adanya kerjasama dengan perusahaan besar bergerak dalam bidang sub kontraktor atau outsourching, pada dasarnya usaha dibidang ini menerapkan kepercayaan dari konsumen yang tetunya diawali dengan relationship yang baik. Wirausaha dalam bidang sub kontraktor dengan modal kepercayaan dimulai dengan menjalin hubungan dengan pihak perusahaan, salah satu contohnya misalnya usaha yang penulis jalankan adalah bidang manufactur chocke coil, dimulai dengan mencoba kerja untuk sendiri dengan hanya mengerjakan sebagian pekerjaan saja misalnya melilit kawat e mail, dari situ perusahaan percaya dengan kualitas akhirnya diberikan order yang lebih besar. Seiring dengan perkembangan perusahaan maka konsumen minta legalitas usaha kita maka dibuatlah suatu lembaga dengan bendera CV nah disini mulai perlu modal, tapi kan modal itu dihasilkan dari hasil usaha sebelumnya juga tidak perlu besar, setelah konsumen percaya maka order terus mengalir. Adakah jenis usaha lain ??? banyak contoh Garment, dengan kerjasama dengan pabrik kita bisa meminta order sekalgus meminjam mesin jahitnya tentunya ini harus ada kepercayaan. Jadi majulah usahalah dengan modal kepercayaan jangan mau jadi pekerja terus susah majunya, waktu terikat wirausaha adalah jalannya Rosulullah.

Rabu, 13 Mei 2009

Kisah malam hari

Sepinya malam, kadang membuat sesorang menghayal, dan itulah yang terjadi pada sesorang yang justru dia sepi diantara keramaian sekelilingnya, namun akhir-akhir ini dia terhibur dengan diikuti oleh suara-suara yang ada didunia sana. Entah suara itu hanya semu untuk mencari sesuatu ataukah memang ada perasaan rindu untuk menemani kesepian seorang yang sedang kesepian. Setiap malam suara manja itu menemaninya, kadang hanya bertanya kadang juga dipaksa untuk menjawab pertanyaan yang kesepian. Namun dimalam tadi Orang tersebut memaksakan diri dengan khehendaknya karena dia merasa sudah jatuh hati dan tidak bisa kompromi lagi dengan pemilik suara, yang jelas dia yakin pemilik suara itu orang baik, sholehah dan sedikit manja sebagai bumbu dari keceriaan. Dimalam itu sesorang itu untuk meyakinkan suara yang datang menerima perasaannya, dan suara itupun mengikuti untuk mengucapkannya, artinya seseorang merasa yakin bahwa suara itu menerima dia sebagai calon pendampingnya, dan dimalam itu dia sangat bahagia dan bertekad untuk membuat suara itu menjadi milik yang sebenarnya dan membahagiakannya sampai nanti diminta pertanggung jawabannya oleh Pemilik suara yaitu ALLAH.

Selasa, 12 Mei 2009

Kisah Moreo dan Nuliet


Alkisah
disebuah negri hidup seorang pemuda yang selalu gagal dalam rumah tangga, dia bernama Moreo, dia berkelana mencari jati diri , rejeki dan juga calon istri, khusus calon istri dia mendambakan istri yang sholehah bisa mengurus rumah tangga, menentramkan jiwanya dikala sedih, tidak banyak ngomong apalagi ngomel, manja katanya sih supaya saling manja, dan berjilbab. Pada suatu saat More ditugaskan untuk bertempur melawan kedholiman di sebuah negeri, maka berangkatlah dia ke negeri yang amat panas, walau dengan kelelahan dia terus berjuang melaksanakan tugas negara, dan pada saat perjuangan berlangsung Moreo terkesima dengan kehadiran sesosok wanita yang membuat langsung tersungkur jatuh hati. Setiap saat Moreo berpikir untuk bisa mendekati dirinya, tapi Moreo hanya bisa meminta pada Allah yang pada akhirnya dibuka kesempatan untuk berkomunikasi ternyata wanita itu adalah Nuliet. Nuliet dipandang oleh Moreo adalah wanita yang paling sempurna dan memenuhi kriteria untuk menjadikan sebagai pendamping hidupnya. Moreo berusaha membujuk, merayu dan berusaha untuk bisa memikat hati Nuliet, tapi perjuangan dan usaha itu seolah sirna karena Nuliet tidak menyambutnya dengan baik, pertemanan bisa berjalan tapi memiliki tak ada harapan. Akkhirnya Moreo merasa rendah diri dan menginginkan semuanya kembali seperti dulu tak ada yang pernah dilihat....kini Moreo hanya berpikir jika Nuliet tidak didapat maka tutuplah keinginan untuk mendapatkan pendamping hidup yang diharapkan Moreo hanya ingin pasrah dengan pemberian Allah. Dan Nuliet kembali menghilang....Moreo hanya bisa bilang..."Aku mencintaimu, menyayangimu dan menginginkan dirimu menjadi pengantar diriku menghadap sang Khaliq,....selamat tinggal Nuliet ku kubur harapan ini bersama matinya rasa cintaku...kuberharap suatu masa kutemukan keindahan itu dialam akhirat"

Senin, 11 Mei 2009

La..iya..lah...aku sedih..masa la iya dong

Sediha kan....makanya jangan deket dengan namanya cewek....maman somantri bilang
Cewek itu......
1. Bikin Pusing
2. Bikin Gila
3. Bikin Bingung
4. Bikin Bimbang
5. Bikin Cemburu

Tapi

Maman Somantri juga Bilang

Sedih lho gak punya istriiiii....kasian deh lhu....
lha...iya lah...masa lha iya dong....
Maman Somantri kan gak ingin susah...masa harus ngegendong

Arti Seorang Maman Somantri

Orang bilang aku ini, judes, kaku, tidak bermasyarakat, egois
Orang bilang aku ini bodoh, kuper, gaptek
orang bilang aku jelek, kotor
tapi aku bilang
inilah kekuasaan Allah yang perlu aku syukuri
Aku bilang aku lebih ceria, supel dan ramah
aku bilang aku lebih ganteng dan bersih
dan
aku bilang
aku adalah Maman somantri, apa kata orang tentang aku ,maka aku syukuri tapi aku instrospeksi diri untuk membuat orang lain bahagia karena ada aku.

Arjuna mencari Cinta

Ini kisah seorang arjuna yang mencari cinta. Alkisah arjuna terlahir di sebuah desa dia belum mengenal cinta sampai menginjak usia 19 tahun, arjuna coba memahami cintanya pada seorang wanita, cuma cinta arjuna agak ragu sehingga kalau berjalan tak ingin bareng...kalau berhadapan tak ingin menatap lawan jenisnya, maka akhirnya si arjuna menikah diusia muda dengan alasan jangan berpacaran. Tapi Arjuna tak bertahan dalam mepertahankan rumah tangga dg adanya goncangan kecemburuan arjuna akhirnya memutuskan untuk berpisah. Akhirnya arjuna berkelana lagi dan mendapatkan cintanya di sebuah desa dengan gadis yang jauh lebih muda (13 tahun) dari arjuna...petualangan ini pun berakhir dengan tragis karena hari-harinya arjuna dan pasangannya selalu bertengkar mempersoalkan hal-hal yang sepele...kini akhirnya arjuna hidup menyendiri....dari kesendirian ini si arjuna tahu banyak wanita yang mau untuk menjadi pendampingnya tapi entah kenapa arjuna tidak respect dan merasa ketakutan yang pada akhirnya arjuna melihat bidadari yang menampakan diri dalam bayang-bayang kehidupannya, arjuna merasa jatuh hati yang tak tertahankan dan baru dia alami, tapi cinta itu tak kesampaian...kasian arjuna dia hanya bisa hidup sendiri disebuah vila yang jauh dari keramaian kota...kini dia termenung kemana dia melangkah ???? mungkinkah bayangan bidadari idamannya akan ia dapatkan atau jatuh dalam pelukan orang yang benar-benar mencintainya.....itulah arjuna dari dunia sana

Jumat, 08 Mei 2009

Untuk Yang Merasa

Ya Allah, aku tahu betapa berat langkah yang akan kami jalani, betapa besar terjal yang akan kami lalui tapi...betapa pilu kami jika Engkau timpakan cobaan ...memisahkan kami...
Ya Allah ....sesulit apapun jalan yang kami akan lalui dengan kekuasaanmu maka mudahkanlah semuanya, hilangkan semua liku yang mungkin kami temui, berikan kami ridhomu berikan kami kemudahan dalam menjalankan amanahMu, berikan kemudahan rizki bagi kami, berikan kemudahan ibadah bagi kami, berikan kemudahan keyakinan pada kami jadikan kami orang yang berserah diri padamu dan jadikan kami orang-orang yang mendapatkan kesuksesan dariMu. Amiin

Menata Kehidupan

Setiap orang ingin memperoleh hasil yang terbaik. Namun hampir setiap orang tidak ingin hidupnya dipenuhi dengan perencanaan-perencanaan maka yang dijalankannya adalah bagaikan air mengalir. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang membuat orang bisa stress jika tidak terpenuhi. Namun dalam otak ku mengatakan bahwa hidup butuh perencanaan dan kegagalan adalah salah satu elemen yang menjadi acuan bagi perencanaan. Bagaimana dengan hidupku ??? ya itulah rencana dan kenyataan sering kali tak seimbang, kehidupan yang berawal dari rencana akhirnya harus menerima kenyataan yang pahit. Merencanakan bisnis....rumah tangga dan lain sebagainya perlu keluasan hati untuk enerima hasil yang diberikan Allah pada ku. Tapi yang pasti aku yakin perrencanaanku awal dari seua anugrah yang allah berikan.....have nice with plan...go p...l...a...n

Rabu, 06 Mei 2009

Sebuah Renungan

Mhhh...aku hanya merenung, kenapa hari-hari terakhir ini hati in plinplan was-was dan bahkan sedih dan rendah diri ?. Kesendirian dalam mengarumi kehidupan ini membuat hati terombang-ambing. Keinginan untuk memiliki seseorang terasa hampa....dan merasa tertolak, aku coba yakinkan diri bahwa ini bukan akhir dari segalanya tapi...ternyata terasa sakiit, ku akui aku sangat menyukainya tapi ku akui juga mungkin hal itu tak kan pernah terjadi dan harus segera ku sadari...tapi entahlah aku hannya ingin katakan bahwa aku suka dirimu dan aku akan katakan bahwa aku serius untuk menyukaimu persoalan dirimu suka atau tidak dirimulah yang punya kendali cuma memang aku juga tidak mau jika dirimu memaksakan diri tuk menyukaiku..yah ini renungan untukku agar aku bangkit..........

Senin, 04 Mei 2009

my fotos




Maluuuu Aku

Maluu...itu kata yang pantes kali ya....kirain gak akan dibaca nih isi blog oleh mahasiswa UT Cikarang...Eh ternyata dibaca. Malu tetnang apa coba itu tuh tentang makanan....Tau..tau dikelas A dikasih makanan. Tapi bagus kan dari pada laper da emang biasanya juga gitu, tapi maksud sang penulis adalah untuk perbaikan pengelola pokjarnya bukan ke mahasiswanya btw thank a lot for all of you especially for class A and someone become my headache

Rabu, 25 Februari 2009

PTIMALISASI TUGAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Oleh: Drs. Khaerudin, M.Pd.

Pendahuluan
Telah banyak laporan baik yang disampaikan oleh lembaga dalam negeri maupun luar negeri, yang menyatakan bahwa kualitas pendidikan kita rendah, bahkan sangat rendah. Laporan tersebut jelas, sangat memprihatinkan kita semua, terutama kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. Laporan itu juga menunjukkan kepada kita akan kegagalan proses pendidikan yang kita laksanakan selama ini. Pertanyaannya adalah apa yang salah dalam sistem pendidikan kita? Lebih khusus adalah apa yang salah dalam pembelajaran di kelas? Jawaban atas pertanyaan ini patut kita temukan melalui suatu analisis yang mendalam dan komprehensif; tanpa harus saling menyalahkan dan merasa pihaknya yang paling benar dan telah melaksanakan tugas dengan baik.
Analisis terhadap sistem pendidikan dengan menggunakan pendekatan sistem adalah salah satu cara yang mungkin kita lakukan untuk menemukan kelemahan yang terjadi dalam sistem pendidikan kita. Apabila kita amati pendidikan sebagai suatu sistem, maka pada dasarnya pendidikan itu terdiri dari banyak komponen yang saling terkait, saling bergantung, dan saling mempengaruhi, sehingga apabila ada salah satu komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka proses kerja sistem secara keseluruhan akan terganggu. Artinya adalah apabila hasil dari pendidikan kita tidak seperti yang kita harapkan, terpuruk, dan berkualitas rendah, maka berarti ada diantara komponen pendidikan kita yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen-komponen yang yang dimaksud diantaranya adalah pendidik (guru) dan tenaga kependidikan, siswa, orang tua, masyarakat, sarana dan prasarana, materi (kurikulum), sistem evaluasi, dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Idealnya setiap komponen tersebut dianalisis dan dievaluasi, seberapa jauh masing-masing komponen tersebut telah berfungsi sesuai tugas dan fungsinya. Salah satu komponen yang patut kita telusuri akan kekuatan dan kelemahannya adalah komponen pendidik dan tenaga kependidikan. Penulis tertarik membicarakan komponen ini, karena pendidik dan tenaga kependidikan merupakan komponen yang paling vital dan strategis dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pendidikan; Pendidik dan tenaga kependidikan menentukan kualitas proses pembelajaran serta hasil belajar yang dialami oleh siswa. Sebagus dan selengkap apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, kalau tenaga pendidik dan kependidikannya tidak kompeten maka sarana dan prasarana itu pun tidak akan banyak membantu para siswa dalam melaksanakan proses belajarnya; sebagus apapun konsep dan isi kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah, namun apabila tenaga pendidik dan kependidikannya tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik, maka kurikulum itupun tidak akan berdampak apa-apa pada siswa; pengalaman belajar yang diharapkan dimiliki siswa pun akan menjadi sangat lemah. Intinya adalah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan hendaknya berangkat dari perbaikan dan peningkatan kualitas dan kompetensi para pendidik dan tenaga kependidikan agar mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu melaksanakan proses pembelajaran yang kondusif dan efektif.

Peran dan Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi” yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik. Pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah diantara kelompok “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi.
Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan dapat digambarkan dalam bentuk spektrum tenaga kependidikan berikut: (Miarso, 1994)

Dari gambar di atas, tampak sekalipun pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula, pada dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Hal ini telah dipertegas dalam Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Mencermati tugas yang digariskan oleh Undang-undang di atas khususnya untuk pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya suatu proses pembelajaran yang berhasil. Segala aktifitas yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan harus mengarah pada keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh para peserta didiknya. Berbagai bentuk pelayanan administrasi yang dilakukan oleh para administratur dilaksanakan dalam rangka menunjang kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru; proses pengelolaan dan pengembangan serta pelayanan-pelayanan teknis lainnya yang dilakukan oleh para manajer sekolah juga harus mendorong terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas dan efektif. Lebih lagi para pendidik (guru), mereka harus mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai komponen yang akan terlibat dalamnya. Sungguh suatu tugas yang sangat berat.
Ruang lingkup tugas yang luas menuntut para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mampu melaksanakan aktifitasnya secara sistematis dan sistemik. Karena itu tidak heran kalau ada tuntutan akan kompetensi yang jelas dan tegas yang dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik jelas telah dirumuskan dalam pasal 24 ayat (1), (4), dan (5) PP No. 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut dinyatakan bahwa pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Karakteristik Teknologi Pembelajaran
Apa yang dapat dilakukan dan disumbangkan oleh disiplin ilmu teknologi pembelajaran terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia? Pertanyaan mendasar ini patut direspon secara cermat dan tuntas. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan di atas dapat kita lakukan melalui kajian yang komprehensif apa itu teknologi pembelajaran.
Teknologi pembelajaran didefinisikan sebagai teori dan praktek dalam disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Definisi ini menunjukkan kepada kita bahwa bidang teknologi pembelajaran memokuskan kajiannya pada bidang-bidang disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian berbagai proses dan sumber yang diperlukan peserta didik untuk belajar. Masing-masing bidang kajian sekaligus menjadi kawasan teknologi pembelajaran yang mengandung kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman. Karena itulah pengkajian dalam setiap kawasan dilakukan secara teori dan praktek.
Masing-masing kawasan memiliki fokus studi yang lebih dalam dan rinci. Kawasan disain, misalnya, meliputi studi tentang disain sistem pembelajaran, disain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Kawasan pengembangan dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Kawasan pemanfaatan juga dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan dan regulasi. Sama halnya dengan kawasan-kawasan sebelumnya, kawasan pengelolaan juga dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi. Demikian juga dengan kawasan penilaian dibagi menjadi empat kategori, yaitu analisis masalah, pengukuran beracuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
Konsep teknologi pembelajaran juga dapat dilihat dari dua dimensi lain, yaitu pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif dan terpadu dalam memecahkan masalah belajar. Pada dimensi yang pertama suatu pembelajaran dikatakan telah menggunakan teknologi pembelajaran apabila di dalamnya telah dimanfaatkan berbagai teknologi, baik itu teknologi sederhana (konvensional) maupun teknologi tinggi (komunikasi dan informasi). Sementara itu bila teknologi pembelajaran dipandang sebagaimana dimensi kedua, maka teknologi pembelajaran akan dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalah belajar anak dengan “memanipulasi” berbagai faktor eksternal (external intervention) secara komprehensif dan terpadu. Proses yang dilakukan mencakup kegiatan pengelolaan (personil dan organisasi), pengembangan (konsep dan teori berdasarkan riset), dan pengembangan sistem pembelajaran.
Kegiatan pengelolaan berfungsi mengatur agar peran dan fungsi organisasi dapat berjalan dengan baik, karena dilakukan oleh para personil yang tahu akan tugas dan tanggung jawabnya. Melalui pengelolaan organisasi dan personil yang baik akan terjadi proses belajar dan pembelajaran yang kondusif, sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan belajarnya dengan baik. Aspek pengembangan berfungsi mengembangkan berbagai konsep dan teori (melalui riset) yang akan dapat digunakan untuk menganalisis berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dan memberikan solusi atas masalah yang ada; mendisain pembelajaran dan rencana produksinya; mengembangkan evaluasi yang tepat, menrancang logistiknya, dan mengembangkan cara pemanfaatnya serta menyebarluaskannya. Sementara aspek sistem pembelajaran berfungsi mengembangkan sistem pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa belajar, dengan cara mengatur komponen-komponen sistem secara terpadu dan bersistem. Komponen sistem pembelajaran: orang, pesan, bahan, alat, teknik, dan setting (latar).
Mengamati karakteristik teknologi pembelajaran yang sangat konsern terhadap proses dan hasil belajar anak, dan berusaha mengatasi masalah-masalah belajar anak, maka sangat wajar kalau teknologi pembelajaran memiliki potensi yang besar untuk memberi konstribusi bagi keberhasilan pembelajaran yang berlangsung. Hal inipun telah terbukti dari hasil pengkajian empirik di Amerika Serikat yang dilakukan oleh The Commission on Instructional Technology yang menunjukkan potensi teknologi instruksional sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
3. Memberikan dasar pembelajaran yang ilmiah
4. Meningkatkan kemampuan pembelajaran
5. Memungkinkan belajar lebih akrab
6. memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu.

Peran Teknologi Pembelajaran dalam Mendukung Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bila kita cermati peran dan tugas para pendidik dan tenaga kependidikan di atas, yang intinya adalah menciptakan berbagai aktivitas untuk keberhasilan siswa belajar, dan karakteristik teknologi pembelajaran yang memokuskan kajiannya pada disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan hasil belajar, maka nyata bahwa teknologi pembelajaran akan dapat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya dengan baik. Di atas dinyatakan bahwa salah satu tugas pendidik (guru) adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai hasil belajar. Tugas ini akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memanfaatkan bidang teknologi pembelajaran, khususnya pada kawasan disain, pengembangan, dan penilaian.
Dalam kawasan disain akan dibahas dan dikembangkan berbagai aspek yang diperlukan oleh para pendidik (guru) dalam proses merencanakan pembelajaran. Kemampuan mendisain sistem pembelajaran, pemahaman tentang strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar akan sangat membantu para pendidik dalam membuat perencanaan pembelajarannya. Dengan perencanaan yang baik, maka proses pembelajaran yang akan dilaksanakan akan berjalan dengan baik pula.
Kawasan pengembangan akan banyak membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan pembelajarannya, karena pada kawasan ini dibahas berbagai teknologi yang dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Pada saat melaksanakan pembelajaran seorang guru memerlukan banyak sumber belajar. Saat ini sumber belajar tidak cukup hanya dengan mengandalkan guru, tetapi diperlukan sumber belajar yang bervariasi. Berbagai teknologi baik yang konvensional maupun yang berbasis teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Teknologi cetak menghasilkan berbagai sumber belajar dalam bentuk bahan ajar cetak yang seraca sengaja didisain untuk pembelajaran. Teknologi Audio visual dan teknologi berbasis komputer memungkinkan pebelajar dengan berbagai variasi gaya belajarnya akan terakomodir dengan baik, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif.
Sementara kawasan penilaian akan membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan tugasnya dalam menilai hasil belajar. Penilaian merupakan bagian integral dalam kegiatan pembelajaran, karenanya menjadi tugas yang tidak dapat diabaikan. Penilaian sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan proses dan hasil belajar. Karena itu baik pada saat proses pembelajaran berlangsung, maupun di akhir proses pembelajaran harus dilakukan evaluasi. Dalam hal ini evaluasi formatif dan sumatif menjadi sangat penting keberadaannya.

Secara lebih spesifik, apabila para pendidik (guru) menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam sistem pembelajarannya, maka akan dapat dilihat ciri-ciri umum berikut:
1. telah dimanfaatkannya sumber-sumber belajar secara bervariasi baik berupa orang, pesan, bahan, peralatan, teknik, dan latar yang memungkinkan orang untuk belajar secara terarah dan terkendali
2. dilaksanakannya fungsi pengelolaan atas organisasi dan personil yang melakukan kegiatan pengembangan dan atau pemanfaatan sumber belajar
3. diterapkannya berbagai jenis pola instruksional dengan terintegrasinya sumber belajar baru dalam kegiatan belajar mengajar
4. adanya standar mutu bahan ajar dan tersedianya sejumlah pilihan bahan ajar yang mutunya teruji
5. berkurangnya keragaman proses pengajaran, namun dengan mutu yang lebih baik
6. dilakukannya perancangan dan pengembangan pembelajaran oleh para ahli yang khusus bertanggung jawab untuk itu dalam suatu kerjasama tim
7. tersedianya bahan ajar dengan kualitas lebih baik, serta jumlah dan macam yang lebih banyak
8. dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala tahap dalam proses pembelajaran
9. diselenggarakannya pengukuran hasil belajar berdasarkan penguasaan tujuan yang ditetapkan
10. berkembangnya pengertian dan peranan guru.

Kesimpulan
Salah satu tugas pendidik (guru) adalah membuat disan dan melaksanakan proses pembelajaran serta melaksanakan penilaian hasil belajar. Tugas ini akan dapat dioptimalkan dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran. Kawasan teknologi pembelajaran yang komprehensif, yang menyangkut tahap disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian, dapat membantu para pendidik (guru) dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugasnya sebagai perancang dan pengelola pembelajaran, serta penilai hasil belajar.
Di sisi lain, pelaksanaan tugas pendidik (guru) pada akhirnya adalah untuk membantu para pebelajar melakukan kegiatan belajar dan memecahkan masalah belajar. Hal ini pula yang menjadi obyek utama teknologi pembelajaran, yaitu masalah belajar manusia, dan melakukan intervensi eksternal dengan memanipulasi berbagai sumber belajar untuk mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Seels, Barbara B., Rita C. Richey. Terjemahan: Dewi Salam P., dkk. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yusufhadi Miarso. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2004

Selasa, 17 Februari 2009

PLTMH

Sebutlah ITB atau ITS, perguruan tinggi negeri bernuansa teknologi ini telah lama dikenal sebagai kampus pavorit di Indonesia. Mayoritas masyarakat pun menginginkan putra-putrinya menuntut ilmu di institut teknologi ini. Mereka berharap semoga putra-putrinya kelak menjadi “orang” yang berhasil dan sukses bahkan bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Tapi, apakah institut teknologi ternama tersebut telah banyak menghasilkan produk teknologi konkrit yang memenuhi kebutuhan masyarakat? Bagaimana dengan kondisi masyarakat pedesaan yang jauh dari nuansa teknologi, apakah telah tersentuh oleh mahasiswa?


Konsep penerapan teknologi “merakyat” memang kurang menggema di seantero kampus ini. Berbagai kegiatan insidental yang diadakan para mahasiswa secara umum belum sampai pada tataran aplikasi teknologi tepat guna yang saat ini menjadi kebutuhan masyarakat. Padahal, kebutuhan masyarakat terhadap teknologi dan program pengembangan kemandirian demi membangun daerahnya semakin diperlukan.

Salah satu bentuk program pengembangan kemandirian masyarakat melalui aplikasi teknologi yang dapat dilakukan mahasiswa - khusus mahasiswa teknik elektro- adalah pembangunan PLTMH (pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). PLTMH adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) low head dengan kapasitas kurang dari 500 Kilo Watt (KW).

PLTMH mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi total PLTMH di Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 500 Mega Watt (MW), yang sudah dimanfaatkan baru 21 MW. Potensi tersebut masih akan meningkat sejalan dengan intensitas studi potensi yang dilakukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru. Jika potensi PLTMH dapat dikembangkan maka paling tidak 12.000 MWh (Mega Watt hour) atau sebesar 14 % dari kebutuhan energi total Indonesia tahun 2005 dapat disumbang dari PLTMH[1]. Jika studi potensi PLTMH dapat diintensifkan, maka prosentase sumbangan PLTMH terhadap kebutuhan energi nasional akan meningkat juga.

Berdasarkan data di atas, PLTMH diharapkan mampu membantu pengentasan krisis energi listrik yang terjadi saat ini. Data statistik menampilkan bahwa rasio elektrifikasi di Indonesia saat ini baru mencapai angka 58%. Berarti dari jumlah penduduk 250 juta jiwa, masih ada sekitar 145 juta penduduk yang tidak mendapat pelayanan energi listrik, terlebih lagi bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan.

Sistem pembangkit listrik tersentralisasi (terpusat dan berskala besar) yang selama ini dijalankan oleh PLN ternyata belum optimal dalam hal transmisi dan distribusi listrik. Susut daya listrik yang terjadi masih besar. Akibatnya supply energi listrik tidak dapat menjangkau daerah terpencil di beberapa wilayah di tanah air tercinta. Hal tersebut diperkuat oleh letak dan faktor geologis pedesaan yang buruk dan sulit dicapai oleh jaringan listrik yang pembangkitnya berada jauh dari pedesaan. Hal ini semakin menguatkan prospek pengembangan PLTMH, dimana pembangunan pembangkit dapat dilakukan pada daerah terpencil asalkan mengandung sumber air penggerak turbin.

Setiap daerah mempunyai karakteristik SES (Sumber Energi Setempat) yang berbeda, ada yang memiliki potensi sumber air, angin, bahkan potensi surya. Perlu diketahui bahwa air merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan penelitian, besar potensi energi air di Indonesia yang dikembangkan melalui PLTA adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MW ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian besar berada di Pulau Jawa[2]. Dengan demikian PLTMH juga sangat cocok dengan kondisi geografis daerah Indonesia.

Pengembangan PLTMH ternyata dapat membantu program pemberdayaan masyarakat desa. Program ini dilakukan dengan mengadakan pembinaan terhadap warga pedesaan tentang kelistrikan hingga mereka mampu menguasai aplikasi praktis dari PLTMH. Jika mereka mampu menguasi PLTMH maka dalam perjalananannya akan meningkat pada tahapan penguasaan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (kapasitas 500-1000 KW) dan akhirnya mampu bermain di level High Head (kapasitas lebih dari 1 MW) secara mandiri.

Selain kelistrikan, di sana kita dapat melakukan Pelatihan Manajemen dan Administrasi untuk pengurus Unit Pengelola Pembangkit (UPP). Dalam program ini, kita dapat membina warga tentang bagaimana mengurus administrasi termasuk mekanisme pendanaan, bagaimana manajerial kepengurusan, hingga sampai pada tahap pengembangan potensi ekonomi daerah. Bila hal ini terus berlangsung maka akan terbentuk semacam Badan Listrik Daerah (BLD). Tugas BLD adalah mengusahakan terpenuhinya kebutuhan listrik daerah yang bersangkutan. Dengan demikian pola pengembangan penyediaan energi untuk pembangunan tidak hanya secara terpusat melalui PLN saja. Secara tidak langsung hal ini akan membantu PLN dalam menyediakan supply energi listrik nasional sekaligus mengurangi kerugian finansial yang dideritai PLN hingga saat ini.

Melaui pembangunan PLTMH, desa diharapkan berpeluang untuk memperoleh pendapatan asli daerah. Ketika jaringan PLN belum masuk ke desa, pembangunan listrik dilakukan dengan sistem swadaya masyarakat yaitu masyarakat mengelola sendiri pembangkit listrik, mulai dari pemeliharaan alat hingga sistem penagihannya. Hal ini berpeluang menjadi salah satu upaya membangun kemandirian desa hingga mengarah pada pusat pertumbuhan di desa. Di sana, warga yang “tak mampu” di arahkan untuk mendapat pemasangan listrik gratis, sebagian uang digunakan untuk keperluan kesehatan, membiayai sekolah anak yang tak mampu hingga modal kerja.

Bermula dari pembangunan PLTMH juga inilah diharapkan dapat ditemukan potensi-potensi daerah baru yang belum teroptimalkan oleh pemerintah, seperti potensi sumber daya alam tumbuhan, hewan, batu alam, hingga cadangan bahan bakar baru[3]. Jika hal ini terjadi maka pengembangan potensi daerah pun akan terjadi hingga kemajuan ekonomi masyarakat tercipta.

Selebihnya, jika sumberdaya manusia yang menguasai PLTMH dapat tersebar luas di berbagai daerah dalam kualitas kompetensi dan kuantitas yang cukup dan mereka diakomodasi serta didukung kreativitasnya untuk membangun sumber-sumber energi di masing-masing daerah, maka harapan terjadinya suatu Revolusi Energi Indonesia akan menjadi kenyataan dan krisis energi dapat teratasi.

Bayangkan juga jika program ini didukung oleh semua himpunan mahasiswa facultas teknik dari PTN terkemuka (misalnya ITB, UGM, ITS, dll) yang erat kaitannya dengan teknologi (sipil, geologi, farmasi, informatika, dll), sebuah kemajuan teknologi pasti akan bermunculan di berbagai daerah. Secara tidak langsung, program ini mempunyai andil besar dalam membangun masyarakat bahkan bangsa dan negara. Dari masyarakat yang mandirilah akan tercipta bangsa dan negara yang mandiri, karena kemajuan suatu negara adalah akumulasi dari kemandirian masyarakatnya untuk hidup maju.

Kesimpulan dan Saran

PLTMH mempunyai prospek yang besar untuk mengatasi krisis energi listrik melalui pembangunan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. PLTMH juga memiliki banyak manfaat dalam hal kemudahan distribusi listrik, pengelolaannya, dan dukungan terhadap pengembangan kemampuan ekonomi daerah.

Pembangunan PLTMH perlu mendapat dukungan dari segi biaya produksi, pengadaan alat, sosialisasi, dan peraturan perundangan yang mengatur penerapan teknologi ini. Tentunya hal ini dapat terlaksana jika semua pihak yang terkait (pemerintah, pengusaha, dan akademisi) bekerja sama dan bersungguh-sungguh dalam merealisasikannya. (epsdin)

Senin, 09 Februari 2009

ICT FOR PLS

Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sistem pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berkeinginan untuk maju. Iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan berorientasi ke masa depan dengan memanfaatkan ICT.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989, sistem pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan pada Undang-undangPendidikan tersebut, sistem pendidikan nasional dibedakan menjadi satuan pendidikan, jalur pendidikan, jenis pendidikan, dan jenjang pendidikan.
Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambungan. Satuan pendidikan luar sekolah meliputi kursus/lembaga pendidikan ketrampilan dan satuan pendidikan yang sejenis.
Di tengah krisis ekonomi seperti sekarang, kursus/lembaga pendidikan ketrampilan ini barangkali harus lebih dikedepankan. Kegiatan kursus bukan hanya memberi harapan pada anak putus sekolah yang sulit mencari kerja tetapi juga memberikan jalan bagi banyaknya jumlah lulusan SLTA yang tak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sehingga lembaga kursus selalu mendapat tempat. Di tangan para pengelolanya, lembaga pendidikan ini bisa bergerak cepat mengikuti irama perkembangan dan tuntutan teknologi yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan ICT.
Begitu cepatnya antisipasi yang dilakukan para penyelenggara kursus atas tuntutan masyarakat, sangat boleh jadi, lembaga pendidikan nonformal ini tidak begitu berat terkena pukulan akibat krisis ekonomi. Menurut mereka, lulusan SMTA yang akan memasuki perguruan tinggi perlu berpikir ulang, baik mengenai biaya maupun lama waktu belajar yang harus ditempuh. Apalagi, setelah selesai kuliah, para lulusan perguruan tinggi pun belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan. Meski kursus masih dipandang sebelah mata, anak tiri dalam sistem pendidikan di Indonesia itu kini telah tumbuh menjadi sebuah bidang usaha yang nyaris tanpa batas.
Tidak sedikit perguruan tinggi swasta bercikal bakal dari kursus. Lembaga-lembaga kursus di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sangat pesat dan berkembang menjadi industri mimpi yang menggiurkan. Banyak warga masyarakat yang rela membayarkan uangnya beratus ribu atau jutaan rupiah sekadar untuk mewujudkan impian. Bahwa kemudian mimpi indah itu tidak terwujud, adalah kenyataan lain yang tidak pernah disesali.
Berdasarkan fungsinya, jenis-jenis lembaga kursus itu dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: pertama, sejenis Bimbingan Tes yang bertujuan meningkatkan kemampuan belajar melalui pelajaran tambahan untuk bidang-bidang tertentu seperti IPA, matematika, bahasa Inggris, dan lain-lain dengan sasaran untuk semua pelajar SDSMTA. Tapi ada yang khusus untuk pelajar pada tingkat tertentu saja, misalnya kelas III SMTA yang akan mengikuti tes UMPTN.
Jenis kedua adalah Kursus-kursus Keterampilan yang bertujuan memberikan atau meningkatkan keterampilan mengetik, kecantikan, bahasa asing, akuntansi, montir,menjahit, sablon, babysitter, dan lain-lain. Sasaran lembaga ini mayoritas adalah para lulusan SMP dan SMTA yang memerlukan sertifikat keterampilan untuk mencari kerja.
Jenis ketiga adalah Pengembangan Profesi, seperti kursus sekretaris atau humas perusahaan, akuntan publik, kepribadian, dan lain-lainnya. Sasarannya tamatan SMTAsampai perguruan tinggi, dari yang belum bekerja sampai yang sudah bekerja, namun ingin meningkatkan profesionalismenya. Jenis ketiga ini lebih ke arah pembentukan
image dalam masyarakat, bukan hanya sekadar memberikan keterampilan teknis saja. Karena itu dari segi waktu pelaksanaan kursus lebih panjang (antara enam bulan sampai dua tahun).
Selain banyak dan beragamnya jenis lembaga kursus, pembinaan terhadap lembaga ini sering menjadi masalah. Dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan luar sekolah selama ini sangat minim. Padahal lembaga kursus membutuhkan dukungan yang lebih besar agar bisa berkembang, terutama menghadapi era global di mana akan terbuka peluang bagi lembaga-lembaga kursus asing masuk ke Indonesia.
Hal ini ditambah dengan kenyataan bahwa selama ini ada kesan lembaga kursus
diperebutkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja. Akibatnya, dalam pembinaan maupun perizinan terjadi tumpang-tindih antara keduanya

Selasa, 03 Februari 2009

Kendala Memulai Usaha

Untuk mulai suatu usaha banyak hal yang kadang menjadi ganjalan seseorang. Ada yang terganjal oleh modal, bidang usaha dan bahkan kemauan seseorang, kendala-kendala seperti ini membuat orang enggan untuk berwirUsaha, dan memilih lebih baik menjadi pekerja. Padahal menjadi pekerja itu memang mudah dan tenang namun jangan lupa untuk menjadi pegawai swasta tidak ada jaminan untuk hari tua apalagi saat ini berbagai perusahaan sudah menerapkan kontrak bagi karyawan jadi satu-satunya yaitu WIRAUSAHA.
Kendala modal sebenarnya tidak menjadi persoalan yang besar, berapapun modal yang dimiliki maka usaha dapat dijalankan sebisanya dan semampunya, misalkan untuk dagang, jika punya seratus ribu maka jalankan dengan modal seperti itu dan jika sudah maju pasti ada beberapa agen yang bisa meminjamkan barang dagangannya kepada kita jadi kenapa mesti pusing dengan modal, bahkan dengan sistem outsourcing pekerjaan kepada pihak lain kita bisa wirausaha hanya dengan modal keberanian.
Untuk membangkitkan bidang usaha apa yang akan dijalankan maka paling utama dalam diri kita yakinka bahwa setiap manusia bisa berusaha apapun, jadi tidak ada yang namanya itu bidangnya. Persoalannya mau kita belajar kepada orang lain dan belajar secara mandiri, saat ini di internet sudah banyak kelompok-kelompok wirausaha maka masuklah kesitu dan ikuti arusnya sehingga jika kita tertarikmaka hati kita pun akan mengatakan bahwa usaha ini ENAK.
Kemauan diri ? kalau hanya mengurung dikamar atau dirumah dan gaul dengan pemalas yah...gak akan ada yang namanya kemauan paling ada dorongan perasaan takuuut aja, maka yakinkan mulailah dari sekarang...Ayo kita usaha dan wira usaha buat jejaring yang kuat ....Selamat berusaha.

Rabu, 21 Januari 2009

Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan satuan pendidikan lainnya. Perbedaan tersebut dapat dikaji dari tujuan pendidikan, substansi pelajaran, tuntutan pendidikan dan lulusannya. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program kejuruan atau bidang keahlian.

Berdasarkan pada tujuan pendidikan kejuruan di atas, maka untuk memahami filosofi pendidikan kejuruan perlu dikaji dari landasan penyelenggaraan pendidikan kejuruan sebagai berikut :

a. Asumsi tentang anak didik

Pendidikan kejuruan harus memandang anak didik sebagai individu yang selalu dalam proses untuk mengembangkan pribadi dan segenap potensi yang dimilikinya. Pengembangan ini menyangkut proses yang terjadi pada diri anak didik, seperti proses menjadi lebih dewasa, menjadi lebih pandai, menjadi lebih matang, yang menyangkut proses perubahan akibat pengaruh eksternal, antara lain berubahnya karir atau pekerjaan akibat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya menyediakan stimulus berupa pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya. Oleh karena itu, keunikan tiap individu dalam berinteraksi dengan dunia luar melalui pengalaman belajar merupakan upaya terintegrasi guna menunjang proses perkembangan diri anak didik secara optimal. Kondisi ini tertampilkan dalam prinsip pendidikan kejuruan “learning by doing”, dengan kurikulum yang berorientasi pada dunia kerja.

b. Konteks sosial pendidikan kejuruan

Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut.

Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial.

c. Dimensi ekonomi pendidikan kejuruan

Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum.

d. Konteks Ketenagakerjaan Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan harus lebih memfokuskan usahanya pada komponen pendidikan dan pelatihan yang mampu mengembangkan potensi manusia secara optimal. Meskipun pada dasarnya hubungan antara pendidikan kejuruan dan kebijakan ketenagakerjaan adalah hubungan yang didasari oleh kepentingan ekonomis, tetapi harus selalu diingat bahwa hubungan penyelenggraan pendidikan kejuruan tidak semata-mata ditentukan oleh kepentingan ekonomi.

Dalam konteks ini diartikan bahwa pendidikan kejuruan, dengan dalih kepentingan ekonomi, tidak seharusnya hanya mendidik anak didik dengan seperangkat skill atau kemampuan spesifik untuk pekerjaan tertentu saja, karena keadaan ini tidak memperhatikan anak didik sebagai suatu totalitas. Mengembangkan kemampuan spesifik secara terpisah dari totalitas pribadi anak didik, berarti memberikan bekal yang sangat terbatas bagi masa depannya sebagai tenaga kerja.

Selasa, 18 November 2008

CERITA TUTORIAL DI KANGGRAKSAN

Salah satu tempat ku melakukan TUTORIAL adalah di SD kanggraksan Cirebon,tempatnya sangat mudah dijangkau oleh kendaraan. Karakteristik mahasiswanya sungguh sangat aneh , Pada jam pertama aku masuk pasti setiap kelas kosong, semangat belajar masih sangat kurang sekali, namun kelebihannya adalah kemampuan mahasiswanya lebih baik sehingga masih bisa mengerjakan soal-soal TT, cuma tetap aja biasa nyontek. Kesan dalamkelas adalah berbeda-beda ciri khas dari kelas A adalah tenang, da masih banyak yang semangat belajar, ada yang aneh ada seorang mahasiswa setiap ganti mata tutorial kok ke Toilet terus,dan dikelas ini aku punya kesan makan udang bareng beberapa mahasiswa..Thanks for all of you juga thanks terhadap yang telah berikan cindera matanya. Di kelas B karena jam pertama kesannya kelasnya males, saat masuk paling 5 orang yang ada, tapi ada mahasiswa yang pandai walau lagi hamil dan saat ini sekarang lagi menghadapi kelahirannya moga selamat ya....Nah dikelas C lebih aneh lagi kerjaannya ribuuut melulu karena ada salah satu mahasiswa yang senengnya nyeloteh tapi banyak yang semangatnya dan khusus Ibu Titin ...ibu itu pinter tapi males yah bu...belajar yah...biar generasi yang dididik menjadi lebih cerdas.
Moga apa yang telah saya omongkan bermanfaat minimal terlatih untuk pusing.

Indahnya Pengorbanan Bersama UT

Mh...Setiap hari Sabtu atau minggu aku bangun jam 3 Subuh dan itu bukan untuk melaksanakan sholat malam, tapi berjalan menyusuri daerah untuk berjuang mencari nafkah sekaligus pengorbanan untuk mencerdaskan Guru-guru SD yaitu TUTORIAL di UT. Yah walau dalam keadaan kantuk yang teramat sangat namun dibalik itu ada suatu kenangan dan keindahan tersendiri bagi kehidupanku. UT yah itulah perguruan tinggi Negeri yang melakukan proses TUTORIAL saat perkuliahan dimulai. Yang paling berkesan dalam menjalankan tugas ini adalh mengajak Guru-guru SD untuk kembali belajar juga mencari tambahan pengetahuan dibangku kuliah. Kalau melihat sistem yang dijalankan di UT, sebagai salah satu TUTOR di UT saya merasa bangga sekali dengan sistem manajemen yang begitu rapi dan tertata, Namun dibalik kerapihan ternyata tak menjadi cermin bagi Mahasiswanya untuk bisa belajar lebih giat dan mengejar ketertinggalan pengetahuannya. Untuk mata kuliah yang saya ampu MATEMATIKA mahasiswa suka berkilah " Pak saya mah dari SPG gak kenal MATEMATIKA" Aku hanya senyum mengingat omongan tersebut dan ku bergumam kenapa belajar mesti mengenal awal dulu ??? Oh mahasiswa UT Bangkitlah lihatlah UT telah menata dengan begitu sempurna bahkan lebih sempurna dengan perguruan tinggi lainnya .....Moga Manfaat ilmuku yang tyelah sedikit kucipratkan pada Ibu Bapak Guru SD yang aku cintai....Amiiin

Senin, 07 April 2008

Mencari Nafkah

Ada orang yang dengan mudah mendapatkan penghasilan, ada juga yang dengan susah payah memperolehnya. Dan entah saya masuk kedalam golongan mana. tapi yang jelas aku bersukur sampai saat ini aku bisa mendapatkan nafkah dan bisa menafkahi anak dan istri. Pagi ini jam 03.00 aku berangkat keruma untuk melakukan tutorial UT di Palimanan, aku berangkat dengan motor dan dilanjutkan dengan elf dari leuwi panjang, cape rasanya....di palimanan aku memberikan tutorial kepada mahasisa UT yang nota bene adalah guru-guru SD di sekitar Cirebon. wah sungguh cape ternyata lebih mudah mengajar mahasiswa saya di UPI dari pada mereka, tapi aku terus coba- dan coba yang pada akhirnya aku cape dan panas tenggorakanku.....aku pulang jam 03.00 dari palimanan dan sampai rumah jam 21.30 di rumahku, akhirnya lelahhhhhh.

Rabu, 23 Januari 2008

Pakan Ikan

Maggot Pengganti PeletMaggot ternyata mampu menggantikan pelet sebagai pakan ternak alternatif untuk ikan. Selain kandungan gizinya tinggi, larva serangga itu juga ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan pengawet dalam pembiakannya. Berikut temuan penelitian selengkapnya.--------Selain mengetahui seluk-beluk bibit ikan yang bagus, beternak ikan juga harus memahami kondisi fisik air kolam pemeliharaan. Lalu, kejelian dalam memilih pakan juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan budi daya ikan.Pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi kehidupan dalam budi daya ikan. Karena itu, pakan mempunyai pengaruh penting terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.Selama ini hampir sebagian besar peternak ikan masih mengandalkan pelet sebagai pakan ikan. Selain mudah didapat dan awet, proses pembuatannya relatif mudah. Karena itu, peternak bisa memproduksinya sendiri.Sayang, pelet berbahan pengawet dan mengakibatkan rusaknya lingkungan perairan. Pelet yang tidak termakan oleh ikan pun akan meninggalkan sisa. Ini menjadikan air keruh dan kotor.Untuk itu, diperlukan alternatif pakan ikan alami. Salah satunya adalah maggot. Inilah yang mendorong Hartoyo dan Purnama Sukardi, peneliti dari Pusat Ahli Teknologi dan Kemitraan (Pattra) Lembaga Penelitian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, meneliti makanan alternatif untuk ikan peliharaan. Peneliti ingin mencari pakan ikan alami yang ramah lingkungan.Memproduksi pakan ikan alami memang bukan hal mudah. Tapi, hal itu bukanlah pekerjaan sulit. Persoalannya terletak pada sarana dan prasarana yang tergolong cukup mahal untuk ukuran ekonomi masyarakat pedesaan secara umum. Selain itu, diperlukan keahlian khusus dalam pengoperasiannya.Pakan sebagai makanan ikan yang baik harus mengandung nilai gizi tinggi dan seimbang. Gizi utama dalam pakan ikan setidaknya mengandung unsur protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.Meski begitu, kebutuhan nutrisi ikan berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya, jenis, ukuran, dan aktivitas ikan, dan macam pakan. Faktor lingkungan tempat ikan hidup juga berpengaruh. Misalnya, suhu air dan kadar oksigen terlarut dalam kolam.Jumlah pakan yang dibutuhkan ikan setiap hari berhubungan erat dengan bobot dan umurnya. Namun, persentase jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya ukuran dan umur ikan. Rata-rata jumlah pakan harian yang dibutuhkan seekor ikan adalah 3 persen - 5 persen dari bobot total tubuhnya.Ikan berukuran kecil dan berumur muda membutuhkan jumlah pakan lebih banyak daripada ikan dewasa berukuran besar. Kebutuhan akan nutrisi ikan kecil juga lebih tinggi. Terlebih pada kebutuhan unsur proteinnya.Misalnya, ikan dengan bobot 250 gram, kebutuhan pakan harian 1,7 persen - 5,8 persen dari biomassanya. Sementara ikan yang bobotnya 600 gram, kebutuhan pakan hariannya hanya 1,3 persen - 3 persen dari biomassanya.Protein berfungsi membentuk dan memperbaiki jaringan dan organ tubuh yang rusak. Pada kondisi tertentu protein digunakan sebagai sumber energi pada proses metabolisme.Karena itu, kadar protein pakan yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Daya tahan ikan juga menurun sehingga ikan akan mudah terserang penyakit.Maggot berasal dari telur lalat yang mengalami metamorfosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa. Larva itu hidup pada daging yang membusuk. Kadang juga menginvestasi pada luka hewan yang masih hidup. Termasuk pada manusia.Hasil penelitian menunjukkan, maggot ternyata bisa dikembangbiakkan pada media tertentu. Salah satunya limbah tahu. Dengan menambahkan ikan asin, ampas tahu ternyata cukup efektif menjadi media pembiakan maggot. Ikan asin berfungsi sebagai penarik lalat agar bertelur pada media yang kemudian menjadi maggot.Dalam prosesnya, penambahan ikan asin tidak boleh melebihi separo atau 50 persen dari berat ampas tahu. Pembiakan paling efektif jika ditambahkan 20 persen ikan asin dari berat ampas tahu.Bagaimana bila ampas tahu tidak ditambah dengan ikan asin? Atau ampas tahu dicampur ikan asin yang melebihi 50 persen dari ampas tahu? Yang terjadi adalah percuma karena tidak dapat menghasilkan maggot.Artinya, hal itu mengindikasikan bahwa lalat membutuhkan perbandingan ampas tahu dan ikan asin atau rucah dengan komposisi perbandingan tertentu secara tepat. Ikan asin atau ikan rucah berfungsi sebagai makanan maggot yang telah jadi. Keberadaannya juga diperlukan sebagai daya tarik lalat untuk bertelur pada media tersebut.Walaupun demikian, perbandingan ampas tahu dan ikan asin tidak berpengaruh terhadap kandungan protein pada maggot.Mengapa ampas tahu? Salah satu alasannya, selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya perairan, pada tepung ampas tahu masih terdapat kandungan gizi. Yaitu, protein (23,55 persen), lemak (5,54 persen), karbohidrat (26,92 persen), abu (17,03 persen), serat kasar (16,53 persen), dan air (10,43 persen).Ketika ampas tahu dipilih untuk dijadikan media, diharapkan terjadi transfer energi dari ampas tahu pada maggot yang dihasilkan. Selain itu, sebagai limbah, ampas tahu mudah didapatkan dengan harga relatif terjangkau. Hal itu menjadikan teknologi pembiakan maggot merupakan teknologi yang murah dan mudah diaplikasikan.Diharapkan ada teknologi yang lebih aplikatif dan sederhana untuk memanfaatkan limbah ampas tahu sebagai pakan ikan, sehingga masyarakat mudah melakukannya.Selama ini para petani ikan sudah memanfaatkan limbah ampas tahu untuk pakan ikan. Namun, hal itu dilakukan secara langsung tanpa melalui proses terlebih dahulu. Padahal, ampas tahu tidak bisa diberikan kepada semua jenis ikan.Selain itu, hal ini dapat berdampak negatif, baik pada ikan maupun lingkungan hidup. Terlebih limbah tahu cair, yaitu sisa air tahu yang tidak menggumpal sehingga mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut. Selanjutnya, terjadi perubahan secara fisika, kimia, dan hayati yang menghasilkan zat beracun. Tentu hal itu menjadi media potensial bagi tumbuhnya kuman penyakit

Kamis, 17 Januari 2008

Melangkah Maju

Orang bilang "kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda", aku bilang "Kesuksesan harus diraih tanpa kegagalan" , yang dimaksud adalah bagaimana kita meraih sukses tanpa kita melalui kegagalan diri sendiri, kita bisa bercermin dengan kegagalan orang lain, belajar dari kegagalan orang lain dan cari kiat-kiat untuk mengantisifasinya. Aku sendiri sering mengalami kegagalan tapi setelah pikir-pikir aku berubah haluan akhirnya buat orang lain jadi percobaan dan beberapa kali aku coba dan alhamdulillah ampuh juga. Beberapa jenis usahaku aku raih dari hasil kesuksesan orang lain dan dari kegagalan orang lain akhirnya aku males menjadi pionir karena untuk apa kan kalau usaha kita jalankan dan belum tentu hasilnya yah...meningan yang pasti-pasti aja deh walaupun hasilnya harus besar he...he..he..

Senin, 06 Agustus 2007

Berharap dari ketidakpastian

Orang bilang "Jangan Berharap dari ketidakpastian", saya bilang "Ketidakpastian adalah sumber dari kepastian" artinya angan maupun harapan itu adalah awal dari realita. Seseorang yang ingin berhasil dan ingin sukses maka harus diawali dengan khayalan, yang tentunya barengi dengan usaha. Ada pengalaman menarik dari suatu pelatihan di Singapur dengan orang jepang, trainer katakanlah Mr.Suzuki memberikan arahan kepada kami silahkan menghayal setinggi-tingginya dan khayalan yang paling tinggi maka akan mendapatkan hadiah. Dari permainan itu bisa dikatakan orang pintar kok percaya pada khayalan yang mungkin akan menjadi kenyataan. Nah teman-teman coba kita menghayal setinggi yang kita mau dan dari khayalan itu kita jelmakan dengan ussaha jangan lupa doa adalah pupuk dari semunya. Semoga.

Kamis, 02 Agustus 2007

Kenali Diri

Orang banyak yang berjalan tanpa mengetahui siapa dirinya, salah satu contoh adalah orang yang ingin memulai usaha tanpa mengenal kemampuannya. Berawal hanya dengan semangat dan atau modal yang besar dia berusaha memulai usahanya, hal semacam ini sangat rentan dengan gejolak yang mungkin dia hadapi, kematangan berpikir dan berukur diri akan menentukan sikap dia dalam menghadapi segala kendala usaha. Sebagai contoh ada seseorang yang begitu semangatnya berusaha katakan usahanya adalah bidang perkayuan dengan informasi yang dia terima tentang keuntungan dan kerugiannya dia memulai usaha tersebut tanpa menggali informasi lain yang mungkin sangat diperlukan dalam perjalanan usahanya. Ketika ada masalah misalnya bahan bakar naik dia mulai oleng, harus bagaimana selanjutnya untuk menghitung cost yang dia pakai, kemudian ketika bahan baku naik maka semakin bingunglah dia untuk mencari penyelesaian dan ketika upah karyawan naik maka dia kolap...Dari cerita itu maka untuk memulai usaha sesorang harus betul yakin tentang pengetahuannya, tapi jangan sampai tidak yakin sehingga usahanya mundur alias tidak jadi...yang perlu adalah bagaimana kita giat untuk mencari ilmu yang diperlukan bahkan ilmu pencopetpun atau ilmu penjahat pun harus kita kuasai sebagai upaya untuk mengantisipasi kejahatan.

Rabu, 01 Agustus 2007

Merencanakan Sebuah Usaha

Sebuah usaha pada dasarnya tercetus dari penglihatan yang kemudian sesuai dan berjodo dengan isi hati kita