Rabu, 10 Juni 2009

Kenangan itu Indah

Heran sekali, kenapa aku rindu pada tempat itu, padahal aku telah berkeliling keberbagai kab/kota di Jabar. Tapi tempat ini membuat aku kangen. Aku punya kenangan diakhir pertemuan aku bisa deket dengan beberapa sahabat dan moga bukan karena nilai tapi ketulusan kita bersilaturahmi dan mungkin itu yang membuat aku terkenang. Biasanya kedekatan kami ditempat lain dihubungkan dengan nilai akhir, tapi saat ini aku merasa kebersamaan diakhir pertemuan tidak ada hubungan dengan itu, tapi ada hub dengan yang lain kaleee....ah kita bersahabat kawan moga kita panjangkan tali silutarhim....nice to meet u...Mrs.Yulia, Mrs. Tina and Mrs. Chaerunisa tahanks all of you

Selasa, 26 Mei 2009

Jakat dan Pajak

Telah lama sekalai merenungi antara Zakat dan Pajak, selama ini aku tidak mengeluarkan zakat terutama zakat penghasilan, tapi aku rajin bayar pajak penghasilan. Namun apakah ini udah benar ?? kadang aku sedih kenapa uangku selalu habis berapapun penghasilanku selalu habis dan bahkan kurang dan itu tidak dibelikan apa-apa, kadang aneh sendiri masa sehari bisa habis 4 juta ??? ketika tersadar mungkin aku tidak pernah zakat, namun kalau bayar zakat apakah gak usah pajak ?? atau harus dua-duanya ? yah negara yang aneh padahal meningan zakat aja kayaknya....

Jumat, 22 Mei 2009

Meraih prestasi dengan paksaan

Banyak orang mengejar prestasi dengan karena terpaksa, salah satunya adalah Pegawai Negeri. PNS untuk naik golongan maka dia harus berprestasi, jadi segala cara dilakukan padahal intinya hanya memaksa diri.Salah satu contoh adalah dengan adanya program pemerintah yaitu sertifikasi guru yang mengharuskan semua guru yang disertifikasi harus S 1, maka guru-guru berbondong2 untuk melanjtkan kuliah ntah itu hanya terdaftar aja ataupun yang serius kuliah....yah begitulah indonesia

Jumat, 15 Mei 2009

Polemik SBY-BUDIONO

Kemenangan Partai Demokrat paling menentukan adalah figur dari perseorangan yaitu SBY, Politisi partai demokrat boleh dikatakan masih baru dan bahkan konsep yang dipegangnya pun masih kelihat ortodok, dan mengikut apa yang dikatakan oleh seorang figur yaitu SBY. Politisi yang ada di lingkungan Demokrat boleh dikatakan karbitan jika dibandingkan dengan Golkar. Namun walau demikian figur SBY memberikan angin bagi Demokrat untuk bisa terus memperbaiki citra partai dengan melakukan proses pengkaderan. Akibatnya pada saat pemilihan ALEG maka Demokrat bisa melesat menduduki peringkat pertama.
Sekarang saatnya memilih figur perseorangan yaitu pemilihan presiden, SBY memang bisa dikatakan menang diatas angin, karena selain figur pribadi yang cukup baik juga kedudukan saat ini sebagai Presiden, namun langkah yang diambil SBY menggandeng BUDIONO sungguh sangat megejutkan semua kalangan, karena ini akan menjatuhkan daya tawar SBY, SBY_BUDIONO mempunyai karakter yang sama dan halluan yang sama sehingga orang yang bisa memandang kinerja bukan karena figur tentu akan berpikir dua kali, mau dikemanakan bangsa ini, SBY merupakan orang yang terlalu lama dalam menentukan sasaran tembak sehingga keputusannya sangat lambat, begitu juga BUDIONO terlalu takut untuk mengambil keputusan dan lebih cenderung bersembunyi dibalik kekuasaan atasan, bidang ekonomi juga akan melemahkan posisi masyarakat sehingga haluan yang akan diambil keduanya adalah libelarism dan tentunya akan mengorbankan rakyat. Memang SBY sedikit demi sedikit menerapkan konsep SUHARTO gak mau pusing dengan prinsif bahwa bawahan hars tunduk dan patuh padanya....Selamat pak SBY hati-hati saat ini bangsa Indonesia udah pinter.

Kamis, 14 Mei 2009

Cerita Orang

Wanita Cantik Terjatuh Dari Lantai 50

Seorang wanita cantik dan sexy terjatuh dari lantai 50 sebuah gedung megah. Untunglah di lantai 40, ada seorang Pria Amerika menangkapnya.

Wanita : "Terima kasih anda telah menolong saya...."
Pria Amerika : "Sama-sama, tapi Anda harus membalas budi"
Wanita : "Bagaimana caranya ?"
Pria Amerika : "Tidurlah denganku....."
Wanita : "Bajingan kau, TIDAK MAU !!!"
Pria Amerika : "Ya sudah kalau nggak mau..."
Pria Amerika kemudian melepaskannya dan wanita itu kembali terjatuh....

Akhirnya dia memutuskan kalau ada lagi pria yang menangkapnya, ia mau diajak tidur bareng. Daripada mati, pikirnya.

Akhirnya di lantai 20, seorang Pria Arab menangkapnya. Buru-buru wanita itu berkata :

Wanita : "Terima kasih anda telah menolong saya. Sebagai balas jasa, Anda boleh tidur dengan saya..."
Pria Arab : " Astaghfirullah !!!!!"
Akhirnya si pria Arab menjatuhkannya lagi

Usaha dengan kepercayaan (sebuah Pengalaman)

Banyak orang bilang faktor utama usaha adalah modal, benarkah demikian ???. Pada dasarnya modal memang diperlukan tapi tidak menjadi persyaratan utama kita untuk usaha. Justru disinilah seni usaha dan wirausaha, yang paling penting adalah adanya kepercayaan dari pihak lain. Contoh usaha ini adalah adanya kerjasama dengan perusahaan besar bergerak dalam bidang sub kontraktor atau outsourching, pada dasarnya usaha dibidang ini menerapkan kepercayaan dari konsumen yang tetunya diawali dengan relationship yang baik. Wirausaha dalam bidang sub kontraktor dengan modal kepercayaan dimulai dengan menjalin hubungan dengan pihak perusahaan, salah satu contohnya misalnya usaha yang penulis jalankan adalah bidang manufactur chocke coil, dimulai dengan mencoba kerja untuk sendiri dengan hanya mengerjakan sebagian pekerjaan saja misalnya melilit kawat e mail, dari situ perusahaan percaya dengan kualitas akhirnya diberikan order yang lebih besar. Seiring dengan perkembangan perusahaan maka konsumen minta legalitas usaha kita maka dibuatlah suatu lembaga dengan bendera CV nah disini mulai perlu modal, tapi kan modal itu dihasilkan dari hasil usaha sebelumnya juga tidak perlu besar, setelah konsumen percaya maka order terus mengalir. Adakah jenis usaha lain ??? banyak contoh Garment, dengan kerjasama dengan pabrik kita bisa meminta order sekalgus meminjam mesin jahitnya tentunya ini harus ada kepercayaan. Jadi majulah usahalah dengan modal kepercayaan jangan mau jadi pekerja terus susah majunya, waktu terikat wirausaha adalah jalannya Rosulullah.

Rabu, 13 Mei 2009

Kisah malam hari

Sepinya malam, kadang membuat sesorang menghayal, dan itulah yang terjadi pada sesorang yang justru dia sepi diantara keramaian sekelilingnya, namun akhir-akhir ini dia terhibur dengan diikuti oleh suara-suara yang ada didunia sana. Entah suara itu hanya semu untuk mencari sesuatu ataukah memang ada perasaan rindu untuk menemani kesepian seorang yang sedang kesepian. Setiap malam suara manja itu menemaninya, kadang hanya bertanya kadang juga dipaksa untuk menjawab pertanyaan yang kesepian. Namun dimalam tadi Orang tersebut memaksakan diri dengan khehendaknya karena dia merasa sudah jatuh hati dan tidak bisa kompromi lagi dengan pemilik suara, yang jelas dia yakin pemilik suara itu orang baik, sholehah dan sedikit manja sebagai bumbu dari keceriaan. Dimalam itu sesorang itu untuk meyakinkan suara yang datang menerima perasaannya, dan suara itupun mengikuti untuk mengucapkannya, artinya seseorang merasa yakin bahwa suara itu menerima dia sebagai calon pendampingnya, dan dimalam itu dia sangat bahagia dan bertekad untuk membuat suara itu menjadi milik yang sebenarnya dan membahagiakannya sampai nanti diminta pertanggung jawabannya oleh Pemilik suara yaitu ALLAH.

Selasa, 12 Mei 2009

Kisah Moreo dan Nuliet


Alkisah
disebuah negri hidup seorang pemuda yang selalu gagal dalam rumah tangga, dia bernama Moreo, dia berkelana mencari jati diri , rejeki dan juga calon istri, khusus calon istri dia mendambakan istri yang sholehah bisa mengurus rumah tangga, menentramkan jiwanya dikala sedih, tidak banyak ngomong apalagi ngomel, manja katanya sih supaya saling manja, dan berjilbab. Pada suatu saat More ditugaskan untuk bertempur melawan kedholiman di sebuah negeri, maka berangkatlah dia ke negeri yang amat panas, walau dengan kelelahan dia terus berjuang melaksanakan tugas negara, dan pada saat perjuangan berlangsung Moreo terkesima dengan kehadiran sesosok wanita yang membuat langsung tersungkur jatuh hati. Setiap saat Moreo berpikir untuk bisa mendekati dirinya, tapi Moreo hanya bisa meminta pada Allah yang pada akhirnya dibuka kesempatan untuk berkomunikasi ternyata wanita itu adalah Nuliet. Nuliet dipandang oleh Moreo adalah wanita yang paling sempurna dan memenuhi kriteria untuk menjadikan sebagai pendamping hidupnya. Moreo berusaha membujuk, merayu dan berusaha untuk bisa memikat hati Nuliet, tapi perjuangan dan usaha itu seolah sirna karena Nuliet tidak menyambutnya dengan baik, pertemanan bisa berjalan tapi memiliki tak ada harapan. Akkhirnya Moreo merasa rendah diri dan menginginkan semuanya kembali seperti dulu tak ada yang pernah dilihat....kini Moreo hanya berpikir jika Nuliet tidak didapat maka tutuplah keinginan untuk mendapatkan pendamping hidup yang diharapkan Moreo hanya ingin pasrah dengan pemberian Allah. Dan Nuliet kembali menghilang....Moreo hanya bisa bilang..."Aku mencintaimu, menyayangimu dan menginginkan dirimu menjadi pengantar diriku menghadap sang Khaliq,....selamat tinggal Nuliet ku kubur harapan ini bersama matinya rasa cintaku...kuberharap suatu masa kutemukan keindahan itu dialam akhirat"

Senin, 11 Mei 2009

La..iya..lah...aku sedih..masa la iya dong

Sediha kan....makanya jangan deket dengan namanya cewek....maman somantri bilang
Cewek itu......
1. Bikin Pusing
2. Bikin Gila
3. Bikin Bingung
4. Bikin Bimbang
5. Bikin Cemburu

Tapi

Maman Somantri juga Bilang

Sedih lho gak punya istriiiii....kasian deh lhu....
lha...iya lah...masa lha iya dong....
Maman Somantri kan gak ingin susah...masa harus ngegendong

Arti Seorang Maman Somantri

Orang bilang aku ini, judes, kaku, tidak bermasyarakat, egois
Orang bilang aku ini bodoh, kuper, gaptek
orang bilang aku jelek, kotor
tapi aku bilang
inilah kekuasaan Allah yang perlu aku syukuri
Aku bilang aku lebih ceria, supel dan ramah
aku bilang aku lebih ganteng dan bersih
dan
aku bilang
aku adalah Maman somantri, apa kata orang tentang aku ,maka aku syukuri tapi aku instrospeksi diri untuk membuat orang lain bahagia karena ada aku.

Arjuna mencari Cinta

Ini kisah seorang arjuna yang mencari cinta. Alkisah arjuna terlahir di sebuah desa dia belum mengenal cinta sampai menginjak usia 19 tahun, arjuna coba memahami cintanya pada seorang wanita, cuma cinta arjuna agak ragu sehingga kalau berjalan tak ingin bareng...kalau berhadapan tak ingin menatap lawan jenisnya, maka akhirnya si arjuna menikah diusia muda dengan alasan jangan berpacaran. Tapi Arjuna tak bertahan dalam mepertahankan rumah tangga dg adanya goncangan kecemburuan arjuna akhirnya memutuskan untuk berpisah. Akhirnya arjuna berkelana lagi dan mendapatkan cintanya di sebuah desa dengan gadis yang jauh lebih muda (13 tahun) dari arjuna...petualangan ini pun berakhir dengan tragis karena hari-harinya arjuna dan pasangannya selalu bertengkar mempersoalkan hal-hal yang sepele...kini akhirnya arjuna hidup menyendiri....dari kesendirian ini si arjuna tahu banyak wanita yang mau untuk menjadi pendampingnya tapi entah kenapa arjuna tidak respect dan merasa ketakutan yang pada akhirnya arjuna melihat bidadari yang menampakan diri dalam bayang-bayang kehidupannya, arjuna merasa jatuh hati yang tak tertahankan dan baru dia alami, tapi cinta itu tak kesampaian...kasian arjuna dia hanya bisa hidup sendiri disebuah vila yang jauh dari keramaian kota...kini dia termenung kemana dia melangkah ???? mungkinkah bayangan bidadari idamannya akan ia dapatkan atau jatuh dalam pelukan orang yang benar-benar mencintainya.....itulah arjuna dari dunia sana

Jumat, 08 Mei 2009

Untuk Yang Merasa

Ya Allah, aku tahu betapa berat langkah yang akan kami jalani, betapa besar terjal yang akan kami lalui tapi...betapa pilu kami jika Engkau timpakan cobaan ...memisahkan kami...
Ya Allah ....sesulit apapun jalan yang kami akan lalui dengan kekuasaanmu maka mudahkanlah semuanya, hilangkan semua liku yang mungkin kami temui, berikan kami ridhomu berikan kami kemudahan dalam menjalankan amanahMu, berikan kemudahan rizki bagi kami, berikan kemudahan ibadah bagi kami, berikan kemudahan keyakinan pada kami jadikan kami orang yang berserah diri padamu dan jadikan kami orang-orang yang mendapatkan kesuksesan dariMu. Amiin

Menata Kehidupan

Setiap orang ingin memperoleh hasil yang terbaik. Namun hampir setiap orang tidak ingin hidupnya dipenuhi dengan perencanaan-perencanaan maka yang dijalankannya adalah bagaikan air mengalir. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang membuat orang bisa stress jika tidak terpenuhi. Namun dalam otak ku mengatakan bahwa hidup butuh perencanaan dan kegagalan adalah salah satu elemen yang menjadi acuan bagi perencanaan. Bagaimana dengan hidupku ??? ya itulah rencana dan kenyataan sering kali tak seimbang, kehidupan yang berawal dari rencana akhirnya harus menerima kenyataan yang pahit. Merencanakan bisnis....rumah tangga dan lain sebagainya perlu keluasan hati untuk enerima hasil yang diberikan Allah pada ku. Tapi yang pasti aku yakin perrencanaanku awal dari seua anugrah yang allah berikan.....have nice with plan...go p...l...a...n

Rabu, 06 Mei 2009

Sebuah Renungan

Mhhh...aku hanya merenung, kenapa hari-hari terakhir ini hati in plinplan was-was dan bahkan sedih dan rendah diri ?. Kesendirian dalam mengarumi kehidupan ini membuat hati terombang-ambing. Keinginan untuk memiliki seseorang terasa hampa....dan merasa tertolak, aku coba yakinkan diri bahwa ini bukan akhir dari segalanya tapi...ternyata terasa sakiit, ku akui aku sangat menyukainya tapi ku akui juga mungkin hal itu tak kan pernah terjadi dan harus segera ku sadari...tapi entahlah aku hannya ingin katakan bahwa aku suka dirimu dan aku akan katakan bahwa aku serius untuk menyukaimu persoalan dirimu suka atau tidak dirimulah yang punya kendali cuma memang aku juga tidak mau jika dirimu memaksakan diri tuk menyukaiku..yah ini renungan untukku agar aku bangkit..........

Senin, 04 Mei 2009

my fotos




Maluuuu Aku

Maluu...itu kata yang pantes kali ya....kirain gak akan dibaca nih isi blog oleh mahasiswa UT Cikarang...Eh ternyata dibaca. Malu tetnang apa coba itu tuh tentang makanan....Tau..tau dikelas A dikasih makanan. Tapi bagus kan dari pada laper da emang biasanya juga gitu, tapi maksud sang penulis adalah untuk perbaikan pengelola pokjarnya bukan ke mahasiswanya btw thank a lot for all of you especially for class A and someone become my headache

Rabu, 25 Februari 2009

PTIMALISASI TUGAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Oleh: Drs. Khaerudin, M.Pd.

Pendahuluan
Telah banyak laporan baik yang disampaikan oleh lembaga dalam negeri maupun luar negeri, yang menyatakan bahwa kualitas pendidikan kita rendah, bahkan sangat rendah. Laporan tersebut jelas, sangat memprihatinkan kita semua, terutama kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. Laporan itu juga menunjukkan kepada kita akan kegagalan proses pendidikan yang kita laksanakan selama ini. Pertanyaannya adalah apa yang salah dalam sistem pendidikan kita? Lebih khusus adalah apa yang salah dalam pembelajaran di kelas? Jawaban atas pertanyaan ini patut kita temukan melalui suatu analisis yang mendalam dan komprehensif; tanpa harus saling menyalahkan dan merasa pihaknya yang paling benar dan telah melaksanakan tugas dengan baik.
Analisis terhadap sistem pendidikan dengan menggunakan pendekatan sistem adalah salah satu cara yang mungkin kita lakukan untuk menemukan kelemahan yang terjadi dalam sistem pendidikan kita. Apabila kita amati pendidikan sebagai suatu sistem, maka pada dasarnya pendidikan itu terdiri dari banyak komponen yang saling terkait, saling bergantung, dan saling mempengaruhi, sehingga apabila ada salah satu komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka proses kerja sistem secara keseluruhan akan terganggu. Artinya adalah apabila hasil dari pendidikan kita tidak seperti yang kita harapkan, terpuruk, dan berkualitas rendah, maka berarti ada diantara komponen pendidikan kita yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen-komponen yang yang dimaksud diantaranya adalah pendidik (guru) dan tenaga kependidikan, siswa, orang tua, masyarakat, sarana dan prasarana, materi (kurikulum), sistem evaluasi, dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Idealnya setiap komponen tersebut dianalisis dan dievaluasi, seberapa jauh masing-masing komponen tersebut telah berfungsi sesuai tugas dan fungsinya. Salah satu komponen yang patut kita telusuri akan kekuatan dan kelemahannya adalah komponen pendidik dan tenaga kependidikan. Penulis tertarik membicarakan komponen ini, karena pendidik dan tenaga kependidikan merupakan komponen yang paling vital dan strategis dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pendidikan; Pendidik dan tenaga kependidikan menentukan kualitas proses pembelajaran serta hasil belajar yang dialami oleh siswa. Sebagus dan selengkap apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, kalau tenaga pendidik dan kependidikannya tidak kompeten maka sarana dan prasarana itu pun tidak akan banyak membantu para siswa dalam melaksanakan proses belajarnya; sebagus apapun konsep dan isi kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah, namun apabila tenaga pendidik dan kependidikannya tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik, maka kurikulum itupun tidak akan berdampak apa-apa pada siswa; pengalaman belajar yang diharapkan dimiliki siswa pun akan menjadi sangat lemah. Intinya adalah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan hendaknya berangkat dari perbaikan dan peningkatan kualitas dan kompetensi para pendidik dan tenaga kependidikan agar mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu melaksanakan proses pembelajaran yang kondusif dan efektif.

Peran dan Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi” yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik. Pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah diantara kelompok “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi.
Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan dapat digambarkan dalam bentuk spektrum tenaga kependidikan berikut: (Miarso, 1994)

Dari gambar di atas, tampak sekalipun pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula, pada dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Hal ini telah dipertegas dalam Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Mencermati tugas yang digariskan oleh Undang-undang di atas khususnya untuk pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya suatu proses pembelajaran yang berhasil. Segala aktifitas yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan harus mengarah pada keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh para peserta didiknya. Berbagai bentuk pelayanan administrasi yang dilakukan oleh para administratur dilaksanakan dalam rangka menunjang kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru; proses pengelolaan dan pengembangan serta pelayanan-pelayanan teknis lainnya yang dilakukan oleh para manajer sekolah juga harus mendorong terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas dan efektif. Lebih lagi para pendidik (guru), mereka harus mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai komponen yang akan terlibat dalamnya. Sungguh suatu tugas yang sangat berat.
Ruang lingkup tugas yang luas menuntut para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mampu melaksanakan aktifitasnya secara sistematis dan sistemik. Karena itu tidak heran kalau ada tuntutan akan kompetensi yang jelas dan tegas yang dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik jelas telah dirumuskan dalam pasal 24 ayat (1), (4), dan (5) PP No. 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut dinyatakan bahwa pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Karakteristik Teknologi Pembelajaran
Apa yang dapat dilakukan dan disumbangkan oleh disiplin ilmu teknologi pembelajaran terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia? Pertanyaan mendasar ini patut direspon secara cermat dan tuntas. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan di atas dapat kita lakukan melalui kajian yang komprehensif apa itu teknologi pembelajaran.
Teknologi pembelajaran didefinisikan sebagai teori dan praktek dalam disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Definisi ini menunjukkan kepada kita bahwa bidang teknologi pembelajaran memokuskan kajiannya pada bidang-bidang disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian berbagai proses dan sumber yang diperlukan peserta didik untuk belajar. Masing-masing bidang kajian sekaligus menjadi kawasan teknologi pembelajaran yang mengandung kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman. Karena itulah pengkajian dalam setiap kawasan dilakukan secara teori dan praktek.
Masing-masing kawasan memiliki fokus studi yang lebih dalam dan rinci. Kawasan disain, misalnya, meliputi studi tentang disain sistem pembelajaran, disain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Kawasan pengembangan dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Kawasan pemanfaatan juga dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan dan regulasi. Sama halnya dengan kawasan-kawasan sebelumnya, kawasan pengelolaan juga dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi. Demikian juga dengan kawasan penilaian dibagi menjadi empat kategori, yaitu analisis masalah, pengukuran beracuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
Konsep teknologi pembelajaran juga dapat dilihat dari dua dimensi lain, yaitu pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif dan terpadu dalam memecahkan masalah belajar. Pada dimensi yang pertama suatu pembelajaran dikatakan telah menggunakan teknologi pembelajaran apabila di dalamnya telah dimanfaatkan berbagai teknologi, baik itu teknologi sederhana (konvensional) maupun teknologi tinggi (komunikasi dan informasi). Sementara itu bila teknologi pembelajaran dipandang sebagaimana dimensi kedua, maka teknologi pembelajaran akan dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalah belajar anak dengan “memanipulasi” berbagai faktor eksternal (external intervention) secara komprehensif dan terpadu. Proses yang dilakukan mencakup kegiatan pengelolaan (personil dan organisasi), pengembangan (konsep dan teori berdasarkan riset), dan pengembangan sistem pembelajaran.
Kegiatan pengelolaan berfungsi mengatur agar peran dan fungsi organisasi dapat berjalan dengan baik, karena dilakukan oleh para personil yang tahu akan tugas dan tanggung jawabnya. Melalui pengelolaan organisasi dan personil yang baik akan terjadi proses belajar dan pembelajaran yang kondusif, sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan belajarnya dengan baik. Aspek pengembangan berfungsi mengembangkan berbagai konsep dan teori (melalui riset) yang akan dapat digunakan untuk menganalisis berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dan memberikan solusi atas masalah yang ada; mendisain pembelajaran dan rencana produksinya; mengembangkan evaluasi yang tepat, menrancang logistiknya, dan mengembangkan cara pemanfaatnya serta menyebarluaskannya. Sementara aspek sistem pembelajaran berfungsi mengembangkan sistem pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa belajar, dengan cara mengatur komponen-komponen sistem secara terpadu dan bersistem. Komponen sistem pembelajaran: orang, pesan, bahan, alat, teknik, dan setting (latar).
Mengamati karakteristik teknologi pembelajaran yang sangat konsern terhadap proses dan hasil belajar anak, dan berusaha mengatasi masalah-masalah belajar anak, maka sangat wajar kalau teknologi pembelajaran memiliki potensi yang besar untuk memberi konstribusi bagi keberhasilan pembelajaran yang berlangsung. Hal inipun telah terbukti dari hasil pengkajian empirik di Amerika Serikat yang dilakukan oleh The Commission on Instructional Technology yang menunjukkan potensi teknologi instruksional sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
3. Memberikan dasar pembelajaran yang ilmiah
4. Meningkatkan kemampuan pembelajaran
5. Memungkinkan belajar lebih akrab
6. memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu.

Peran Teknologi Pembelajaran dalam Mendukung Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bila kita cermati peran dan tugas para pendidik dan tenaga kependidikan di atas, yang intinya adalah menciptakan berbagai aktivitas untuk keberhasilan siswa belajar, dan karakteristik teknologi pembelajaran yang memokuskan kajiannya pada disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan hasil belajar, maka nyata bahwa teknologi pembelajaran akan dapat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya dengan baik. Di atas dinyatakan bahwa salah satu tugas pendidik (guru) adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai hasil belajar. Tugas ini akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memanfaatkan bidang teknologi pembelajaran, khususnya pada kawasan disain, pengembangan, dan penilaian.
Dalam kawasan disain akan dibahas dan dikembangkan berbagai aspek yang diperlukan oleh para pendidik (guru) dalam proses merencanakan pembelajaran. Kemampuan mendisain sistem pembelajaran, pemahaman tentang strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar akan sangat membantu para pendidik dalam membuat perencanaan pembelajarannya. Dengan perencanaan yang baik, maka proses pembelajaran yang akan dilaksanakan akan berjalan dengan baik pula.
Kawasan pengembangan akan banyak membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan pembelajarannya, karena pada kawasan ini dibahas berbagai teknologi yang dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Pada saat melaksanakan pembelajaran seorang guru memerlukan banyak sumber belajar. Saat ini sumber belajar tidak cukup hanya dengan mengandalkan guru, tetapi diperlukan sumber belajar yang bervariasi. Berbagai teknologi baik yang konvensional maupun yang berbasis teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Teknologi cetak menghasilkan berbagai sumber belajar dalam bentuk bahan ajar cetak yang seraca sengaja didisain untuk pembelajaran. Teknologi Audio visual dan teknologi berbasis komputer memungkinkan pebelajar dengan berbagai variasi gaya belajarnya akan terakomodir dengan baik, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif.
Sementara kawasan penilaian akan membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan tugasnya dalam menilai hasil belajar. Penilaian merupakan bagian integral dalam kegiatan pembelajaran, karenanya menjadi tugas yang tidak dapat diabaikan. Penilaian sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan proses dan hasil belajar. Karena itu baik pada saat proses pembelajaran berlangsung, maupun di akhir proses pembelajaran harus dilakukan evaluasi. Dalam hal ini evaluasi formatif dan sumatif menjadi sangat penting keberadaannya.

Secara lebih spesifik, apabila para pendidik (guru) menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam sistem pembelajarannya, maka akan dapat dilihat ciri-ciri umum berikut:
1. telah dimanfaatkannya sumber-sumber belajar secara bervariasi baik berupa orang, pesan, bahan, peralatan, teknik, dan latar yang memungkinkan orang untuk belajar secara terarah dan terkendali
2. dilaksanakannya fungsi pengelolaan atas organisasi dan personil yang melakukan kegiatan pengembangan dan atau pemanfaatan sumber belajar
3. diterapkannya berbagai jenis pola instruksional dengan terintegrasinya sumber belajar baru dalam kegiatan belajar mengajar
4. adanya standar mutu bahan ajar dan tersedianya sejumlah pilihan bahan ajar yang mutunya teruji
5. berkurangnya keragaman proses pengajaran, namun dengan mutu yang lebih baik
6. dilakukannya perancangan dan pengembangan pembelajaran oleh para ahli yang khusus bertanggung jawab untuk itu dalam suatu kerjasama tim
7. tersedianya bahan ajar dengan kualitas lebih baik, serta jumlah dan macam yang lebih banyak
8. dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala tahap dalam proses pembelajaran
9. diselenggarakannya pengukuran hasil belajar berdasarkan penguasaan tujuan yang ditetapkan
10. berkembangnya pengertian dan peranan guru.

Kesimpulan
Salah satu tugas pendidik (guru) adalah membuat disan dan melaksanakan proses pembelajaran serta melaksanakan penilaian hasil belajar. Tugas ini akan dapat dioptimalkan dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran. Kawasan teknologi pembelajaran yang komprehensif, yang menyangkut tahap disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian, dapat membantu para pendidik (guru) dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugasnya sebagai perancang dan pengelola pembelajaran, serta penilai hasil belajar.
Di sisi lain, pelaksanaan tugas pendidik (guru) pada akhirnya adalah untuk membantu para pebelajar melakukan kegiatan belajar dan memecahkan masalah belajar. Hal ini pula yang menjadi obyek utama teknologi pembelajaran, yaitu masalah belajar manusia, dan melakukan intervensi eksternal dengan memanipulasi berbagai sumber belajar untuk mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Seels, Barbara B., Rita C. Richey. Terjemahan: Dewi Salam P., dkk. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yusufhadi Miarso. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2004

Selasa, 17 Februari 2009

PLTMH

Sebutlah ITB atau ITS, perguruan tinggi negeri bernuansa teknologi ini telah lama dikenal sebagai kampus pavorit di Indonesia. Mayoritas masyarakat pun menginginkan putra-putrinya menuntut ilmu di institut teknologi ini. Mereka berharap semoga putra-putrinya kelak menjadi “orang” yang berhasil dan sukses bahkan bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Tapi, apakah institut teknologi ternama tersebut telah banyak menghasilkan produk teknologi konkrit yang memenuhi kebutuhan masyarakat? Bagaimana dengan kondisi masyarakat pedesaan yang jauh dari nuansa teknologi, apakah telah tersentuh oleh mahasiswa?


Konsep penerapan teknologi “merakyat” memang kurang menggema di seantero kampus ini. Berbagai kegiatan insidental yang diadakan para mahasiswa secara umum belum sampai pada tataran aplikasi teknologi tepat guna yang saat ini menjadi kebutuhan masyarakat. Padahal, kebutuhan masyarakat terhadap teknologi dan program pengembangan kemandirian demi membangun daerahnya semakin diperlukan.

Salah satu bentuk program pengembangan kemandirian masyarakat melalui aplikasi teknologi yang dapat dilakukan mahasiswa - khusus mahasiswa teknik elektro- adalah pembangunan PLTMH (pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). PLTMH adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) low head dengan kapasitas kurang dari 500 Kilo Watt (KW).

PLTMH mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi total PLTMH di Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 500 Mega Watt (MW), yang sudah dimanfaatkan baru 21 MW. Potensi tersebut masih akan meningkat sejalan dengan intensitas studi potensi yang dilakukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru. Jika potensi PLTMH dapat dikembangkan maka paling tidak 12.000 MWh (Mega Watt hour) atau sebesar 14 % dari kebutuhan energi total Indonesia tahun 2005 dapat disumbang dari PLTMH[1]. Jika studi potensi PLTMH dapat diintensifkan, maka prosentase sumbangan PLTMH terhadap kebutuhan energi nasional akan meningkat juga.

Berdasarkan data di atas, PLTMH diharapkan mampu membantu pengentasan krisis energi listrik yang terjadi saat ini. Data statistik menampilkan bahwa rasio elektrifikasi di Indonesia saat ini baru mencapai angka 58%. Berarti dari jumlah penduduk 250 juta jiwa, masih ada sekitar 145 juta penduduk yang tidak mendapat pelayanan energi listrik, terlebih lagi bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan.

Sistem pembangkit listrik tersentralisasi (terpusat dan berskala besar) yang selama ini dijalankan oleh PLN ternyata belum optimal dalam hal transmisi dan distribusi listrik. Susut daya listrik yang terjadi masih besar. Akibatnya supply energi listrik tidak dapat menjangkau daerah terpencil di beberapa wilayah di tanah air tercinta. Hal tersebut diperkuat oleh letak dan faktor geologis pedesaan yang buruk dan sulit dicapai oleh jaringan listrik yang pembangkitnya berada jauh dari pedesaan. Hal ini semakin menguatkan prospek pengembangan PLTMH, dimana pembangunan pembangkit dapat dilakukan pada daerah terpencil asalkan mengandung sumber air penggerak turbin.

Setiap daerah mempunyai karakteristik SES (Sumber Energi Setempat) yang berbeda, ada yang memiliki potensi sumber air, angin, bahkan potensi surya. Perlu diketahui bahwa air merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan penelitian, besar potensi energi air di Indonesia yang dikembangkan melalui PLTA adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MW ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian besar berada di Pulau Jawa[2]. Dengan demikian PLTMH juga sangat cocok dengan kondisi geografis daerah Indonesia.

Pengembangan PLTMH ternyata dapat membantu program pemberdayaan masyarakat desa. Program ini dilakukan dengan mengadakan pembinaan terhadap warga pedesaan tentang kelistrikan hingga mereka mampu menguasai aplikasi praktis dari PLTMH. Jika mereka mampu menguasi PLTMH maka dalam perjalananannya akan meningkat pada tahapan penguasaan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (kapasitas 500-1000 KW) dan akhirnya mampu bermain di level High Head (kapasitas lebih dari 1 MW) secara mandiri.

Selain kelistrikan, di sana kita dapat melakukan Pelatihan Manajemen dan Administrasi untuk pengurus Unit Pengelola Pembangkit (UPP). Dalam program ini, kita dapat membina warga tentang bagaimana mengurus administrasi termasuk mekanisme pendanaan, bagaimana manajerial kepengurusan, hingga sampai pada tahap pengembangan potensi ekonomi daerah. Bila hal ini terus berlangsung maka akan terbentuk semacam Badan Listrik Daerah (BLD). Tugas BLD adalah mengusahakan terpenuhinya kebutuhan listrik daerah yang bersangkutan. Dengan demikian pola pengembangan penyediaan energi untuk pembangunan tidak hanya secara terpusat melalui PLN saja. Secara tidak langsung hal ini akan membantu PLN dalam menyediakan supply energi listrik nasional sekaligus mengurangi kerugian finansial yang dideritai PLN hingga saat ini.

Melaui pembangunan PLTMH, desa diharapkan berpeluang untuk memperoleh pendapatan asli daerah. Ketika jaringan PLN belum masuk ke desa, pembangunan listrik dilakukan dengan sistem swadaya masyarakat yaitu masyarakat mengelola sendiri pembangkit listrik, mulai dari pemeliharaan alat hingga sistem penagihannya. Hal ini berpeluang menjadi salah satu upaya membangun kemandirian desa hingga mengarah pada pusat pertumbuhan di desa. Di sana, warga yang “tak mampu” di arahkan untuk mendapat pemasangan listrik gratis, sebagian uang digunakan untuk keperluan kesehatan, membiayai sekolah anak yang tak mampu hingga modal kerja.

Bermula dari pembangunan PLTMH juga inilah diharapkan dapat ditemukan potensi-potensi daerah baru yang belum teroptimalkan oleh pemerintah, seperti potensi sumber daya alam tumbuhan, hewan, batu alam, hingga cadangan bahan bakar baru[3]. Jika hal ini terjadi maka pengembangan potensi daerah pun akan terjadi hingga kemajuan ekonomi masyarakat tercipta.

Selebihnya, jika sumberdaya manusia yang menguasai PLTMH dapat tersebar luas di berbagai daerah dalam kualitas kompetensi dan kuantitas yang cukup dan mereka diakomodasi serta didukung kreativitasnya untuk membangun sumber-sumber energi di masing-masing daerah, maka harapan terjadinya suatu Revolusi Energi Indonesia akan menjadi kenyataan dan krisis energi dapat teratasi.

Bayangkan juga jika program ini didukung oleh semua himpunan mahasiswa facultas teknik dari PTN terkemuka (misalnya ITB, UGM, ITS, dll) yang erat kaitannya dengan teknologi (sipil, geologi, farmasi, informatika, dll), sebuah kemajuan teknologi pasti akan bermunculan di berbagai daerah. Secara tidak langsung, program ini mempunyai andil besar dalam membangun masyarakat bahkan bangsa dan negara. Dari masyarakat yang mandirilah akan tercipta bangsa dan negara yang mandiri, karena kemajuan suatu negara adalah akumulasi dari kemandirian masyarakatnya untuk hidup maju.

Kesimpulan dan Saran

PLTMH mempunyai prospek yang besar untuk mengatasi krisis energi listrik melalui pembangunan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. PLTMH juga memiliki banyak manfaat dalam hal kemudahan distribusi listrik, pengelolaannya, dan dukungan terhadap pengembangan kemampuan ekonomi daerah.

Pembangunan PLTMH perlu mendapat dukungan dari segi biaya produksi, pengadaan alat, sosialisasi, dan peraturan perundangan yang mengatur penerapan teknologi ini. Tentunya hal ini dapat terlaksana jika semua pihak yang terkait (pemerintah, pengusaha, dan akademisi) bekerja sama dan bersungguh-sungguh dalam merealisasikannya. (epsdin)

Senin, 09 Februari 2009

ICT FOR PLS

Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sistem pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berkeinginan untuk maju. Iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan berorientasi ke masa depan dengan memanfaatkan ICT.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989, sistem pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan pada Undang-undangPendidikan tersebut, sistem pendidikan nasional dibedakan menjadi satuan pendidikan, jalur pendidikan, jenis pendidikan, dan jenjang pendidikan.
Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambungan. Satuan pendidikan luar sekolah meliputi kursus/lembaga pendidikan ketrampilan dan satuan pendidikan yang sejenis.
Di tengah krisis ekonomi seperti sekarang, kursus/lembaga pendidikan ketrampilan ini barangkali harus lebih dikedepankan. Kegiatan kursus bukan hanya memberi harapan pada anak putus sekolah yang sulit mencari kerja tetapi juga memberikan jalan bagi banyaknya jumlah lulusan SLTA yang tak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sehingga lembaga kursus selalu mendapat tempat. Di tangan para pengelolanya, lembaga pendidikan ini bisa bergerak cepat mengikuti irama perkembangan dan tuntutan teknologi yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan ICT.
Begitu cepatnya antisipasi yang dilakukan para penyelenggara kursus atas tuntutan masyarakat, sangat boleh jadi, lembaga pendidikan nonformal ini tidak begitu berat terkena pukulan akibat krisis ekonomi. Menurut mereka, lulusan SMTA yang akan memasuki perguruan tinggi perlu berpikir ulang, baik mengenai biaya maupun lama waktu belajar yang harus ditempuh. Apalagi, setelah selesai kuliah, para lulusan perguruan tinggi pun belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan. Meski kursus masih dipandang sebelah mata, anak tiri dalam sistem pendidikan di Indonesia itu kini telah tumbuh menjadi sebuah bidang usaha yang nyaris tanpa batas.
Tidak sedikit perguruan tinggi swasta bercikal bakal dari kursus. Lembaga-lembaga kursus di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sangat pesat dan berkembang menjadi industri mimpi yang menggiurkan. Banyak warga masyarakat yang rela membayarkan uangnya beratus ribu atau jutaan rupiah sekadar untuk mewujudkan impian. Bahwa kemudian mimpi indah itu tidak terwujud, adalah kenyataan lain yang tidak pernah disesali.
Berdasarkan fungsinya, jenis-jenis lembaga kursus itu dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: pertama, sejenis Bimbingan Tes yang bertujuan meningkatkan kemampuan belajar melalui pelajaran tambahan untuk bidang-bidang tertentu seperti IPA, matematika, bahasa Inggris, dan lain-lain dengan sasaran untuk semua pelajar SDSMTA. Tapi ada yang khusus untuk pelajar pada tingkat tertentu saja, misalnya kelas III SMTA yang akan mengikuti tes UMPTN.
Jenis kedua adalah Kursus-kursus Keterampilan yang bertujuan memberikan atau meningkatkan keterampilan mengetik, kecantikan, bahasa asing, akuntansi, montir,menjahit, sablon, babysitter, dan lain-lain. Sasaran lembaga ini mayoritas adalah para lulusan SMP dan SMTA yang memerlukan sertifikat keterampilan untuk mencari kerja.
Jenis ketiga adalah Pengembangan Profesi, seperti kursus sekretaris atau humas perusahaan, akuntan publik, kepribadian, dan lain-lainnya. Sasarannya tamatan SMTAsampai perguruan tinggi, dari yang belum bekerja sampai yang sudah bekerja, namun ingin meningkatkan profesionalismenya. Jenis ketiga ini lebih ke arah pembentukan
image dalam masyarakat, bukan hanya sekadar memberikan keterampilan teknis saja. Karena itu dari segi waktu pelaksanaan kursus lebih panjang (antara enam bulan sampai dua tahun).
Selain banyak dan beragamnya jenis lembaga kursus, pembinaan terhadap lembaga ini sering menjadi masalah. Dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan luar sekolah selama ini sangat minim. Padahal lembaga kursus membutuhkan dukungan yang lebih besar agar bisa berkembang, terutama menghadapi era global di mana akan terbuka peluang bagi lembaga-lembaga kursus asing masuk ke Indonesia.
Hal ini ditambah dengan kenyataan bahwa selama ini ada kesan lembaga kursus
diperebutkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja. Akibatnya, dalam pembinaan maupun perizinan terjadi tumpang-tindih antara keduanya

Selasa, 03 Februari 2009

Kendala Memulai Usaha

Untuk mulai suatu usaha banyak hal yang kadang menjadi ganjalan seseorang. Ada yang terganjal oleh modal, bidang usaha dan bahkan kemauan seseorang, kendala-kendala seperti ini membuat orang enggan untuk berwirUsaha, dan memilih lebih baik menjadi pekerja. Padahal menjadi pekerja itu memang mudah dan tenang namun jangan lupa untuk menjadi pegawai swasta tidak ada jaminan untuk hari tua apalagi saat ini berbagai perusahaan sudah menerapkan kontrak bagi karyawan jadi satu-satunya yaitu WIRAUSAHA.
Kendala modal sebenarnya tidak menjadi persoalan yang besar, berapapun modal yang dimiliki maka usaha dapat dijalankan sebisanya dan semampunya, misalkan untuk dagang, jika punya seratus ribu maka jalankan dengan modal seperti itu dan jika sudah maju pasti ada beberapa agen yang bisa meminjamkan barang dagangannya kepada kita jadi kenapa mesti pusing dengan modal, bahkan dengan sistem outsourcing pekerjaan kepada pihak lain kita bisa wirausaha hanya dengan modal keberanian.
Untuk membangkitkan bidang usaha apa yang akan dijalankan maka paling utama dalam diri kita yakinka bahwa setiap manusia bisa berusaha apapun, jadi tidak ada yang namanya itu bidangnya. Persoalannya mau kita belajar kepada orang lain dan belajar secara mandiri, saat ini di internet sudah banyak kelompok-kelompok wirausaha maka masuklah kesitu dan ikuti arusnya sehingga jika kita tertarikmaka hati kita pun akan mengatakan bahwa usaha ini ENAK.
Kemauan diri ? kalau hanya mengurung dikamar atau dirumah dan gaul dengan pemalas yah...gak akan ada yang namanya kemauan paling ada dorongan perasaan takuuut aja, maka yakinkan mulailah dari sekarang...Ayo kita usaha dan wira usaha buat jejaring yang kuat ....Selamat berusaha.

Rabu, 21 Januari 2009

Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan satuan pendidikan lainnya. Perbedaan tersebut dapat dikaji dari tujuan pendidikan, substansi pelajaran, tuntutan pendidikan dan lulusannya. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program kejuruan atau bidang keahlian.

Berdasarkan pada tujuan pendidikan kejuruan di atas, maka untuk memahami filosofi pendidikan kejuruan perlu dikaji dari landasan penyelenggaraan pendidikan kejuruan sebagai berikut :

a. Asumsi tentang anak didik

Pendidikan kejuruan harus memandang anak didik sebagai individu yang selalu dalam proses untuk mengembangkan pribadi dan segenap potensi yang dimilikinya. Pengembangan ini menyangkut proses yang terjadi pada diri anak didik, seperti proses menjadi lebih dewasa, menjadi lebih pandai, menjadi lebih matang, yang menyangkut proses perubahan akibat pengaruh eksternal, antara lain berubahnya karir atau pekerjaan akibat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya menyediakan stimulus berupa pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya. Oleh karena itu, keunikan tiap individu dalam berinteraksi dengan dunia luar melalui pengalaman belajar merupakan upaya terintegrasi guna menunjang proses perkembangan diri anak didik secara optimal. Kondisi ini tertampilkan dalam prinsip pendidikan kejuruan “learning by doing”, dengan kurikulum yang berorientasi pada dunia kerja.

b. Konteks sosial pendidikan kejuruan

Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut.

Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial.

c. Dimensi ekonomi pendidikan kejuruan

Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum.

d. Konteks Ketenagakerjaan Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan harus lebih memfokuskan usahanya pada komponen pendidikan dan pelatihan yang mampu mengembangkan potensi manusia secara optimal. Meskipun pada dasarnya hubungan antara pendidikan kejuruan dan kebijakan ketenagakerjaan adalah hubungan yang didasari oleh kepentingan ekonomis, tetapi harus selalu diingat bahwa hubungan penyelenggraan pendidikan kejuruan tidak semata-mata ditentukan oleh kepentingan ekonomi.

Dalam konteks ini diartikan bahwa pendidikan kejuruan, dengan dalih kepentingan ekonomi, tidak seharusnya hanya mendidik anak didik dengan seperangkat skill atau kemampuan spesifik untuk pekerjaan tertentu saja, karena keadaan ini tidak memperhatikan anak didik sebagai suatu totalitas. Mengembangkan kemampuan spesifik secara terpisah dari totalitas pribadi anak didik, berarti memberikan bekal yang sangat terbatas bagi masa depannya sebagai tenaga kerja.